Makna Ramadhan

Ada banyak istilah yang dihubungkan dengan bulan Ramadhan. Di antaranya adalah shahrul ibadah, shahrul maghfirah, shahrul jihad, dll. Setiap istilah mengandung makna yang pada hakikatnya memberikan motivasi kepada kaum muslimin untuk berlomba-lomba memuliakan penghulu dari sekalian bulan ini dengan beragam aktivitas religius maupun sosial.


Shahrul Ibadah identik dengan motivasi untuk selalu melaksanakan ibadah baik wajib maupun sunat pada siang hari ataupun malam. Pada bulan Ramadhan banyak orang termotivasi untuk beribadah. Orang yang biasanya cenderung menebar maksiat dalam setiap tarikan napasnya, tiba-tiba rajin datang ke masjid atau surau untuk mendirikan shalat berjamaah setiap waktunya.


Mereka yang terbiasa membuka aurat, tiba-tiba tampil saban waktu dengan sedemikian apiknya berbusana muslim atau muslimah, baik di rumah maupun kala berpergian ke suatu tempat di luar rumah. Orang yang biasanya tidak memiliki kepekaan sosial dan pelit alias kikir, tiba-tiba saja menjadi sangat peduli, memiliki kepekaan sosial, dan dermawan. Mereka berpacu untuk berinfak, berwakaf, dan bersedekah untuk sekadar meringankan beban fakir miskin, anak terlantar, menyantuni anak yatim, serta perbaikan dan pembangunan rumah ibadah.


Begitulah di antara fenomena menakjubkan yang terjadi di tengah-tengah masyarakat kita setiap kali bulan Ramadhan datang. Hal ini adalah wajar karena memang di Ramadhan, Allah SWT berjanji akan melipatgandakan nilai setiap ibadah yang dikerjakan oleh seorang hamba. Ibadah sunat diberi nilai setara dengan nilai ibadah wajib, ibadah wajib diganjar dengan pahala yang berlipat ganda bahkan sampai 70 kali lipat. Itulah pesan dan motivasi yang disampaikan Rasulullah SAW dalam hadits beliau. Akan tetapi saudara-saudaraku, “budaya tiba-tiba” ini secara perlahan mari kita ubah sehingga kita menjadi muslim yang istiqomah. Berdoalah kepada Allah azza wajalla.


Ramadhan juga disebut shahrul maghfirah, yaitu bulan penuh ampunan. Manusia yang menyadari kesalahannya lantas bertaubat dan memohon ampun kepada Allah SWT sedangkan ia sedang puasa, maka tiada penghalang baginya untuk mendapatkan ampunan dari Allah SWT. Di samping itu, doa-doa orang yang berpuasa segera di-ijabah olehNya. Sedemikian rupa kemahapemurahan Allah SWT terhadap orang-orang yang berpuasa. Sekali lagi, ini adalah berita gembira yang disampaikan oleh Rasulullah SAW bagi orang-orang yang berpuasa


Ramadhan juga disebut shahrul jihad atau bulan perjuangan atau bulan Kesungguhan. Artinya, setiap orang yang berpuasa mestilah dengan segala daya dan upaya memelihara ibadah puasanya agar tidak tercemar oleh virus-virus akidah dan akhlak.


Di antaranya, syirik, fasiq, munafik, gunjing ghibah, dusta kizb, atau sumpah palsu, yang sengaja atau tanpa sadar akan menggerogoti nilai ibadah puasa hingga tidak memiliki arti apa-apa disisi Allah Swt.


Disamping memelihara diri secara jelimet ihtisab dari ancaman virus-virus akidah dan akhlak tersebut, orang yang sedang berpuasa juga mesti menunjukkan kesungguhan dalam melakoni berbagai aktivitas keduniaan seperti guru, pegawai, sopir, tukang, pedagang, dll.


Jangan sampai puasa dijadikan kambing hitam untuk tidak jujur, lalai dalam memberikan pelayanan kepada siapa saja yang membutuhkan sehingga dapat memancing timbulnya fitnah, gunjing, amarah, dsb. Tidak boleh ada urusan orang lain yang terlantar karena ketidakdisiplinan dan kurangnya tanggung-jawab.

0 komentar:

Posting Komentar



Arsip Blog

Diberdayakan oleh Blogger.