Sultan Djorghi

Sultan Pasya Djorghi (lahir di Jakarta, 19 November 1976; umur 34 tahun) adalah model dan pemeran Indonesia. Ia ikut berperan dalam sinetron Namaku Mentari dan Bidadari. Sultan menikah dengan Annisa Trihapsari pada tanggal 16 Mei 2007. Saat itu Annisa masih berstatus sebagai istri Adjie Pangestu. Konon Sultan juga yang menjadi pemicu perceraian Annisa dengan Adjie. Sultan Djorghi juga seorang Mu'allaf.Adik dari Thomas Djorghi.



Konon perceraian antara Adjie dan Annisa dipicu oleh adanya orang ketiga dalam rumah tangga mereka. Pria yang dituduh menjadi 'biang' perpecahan itu adalah Sultan, yang saat itu bersama Annisa membintangi sinetron LOVE IN BOMBAY, yang menjadi ajang pertemuan mereka.

Tak hanya berakting, Sultan mulai merambah dunia tarik suara. Bukan bernyanyi solo seperti saudaranya, Thomas, namun membentuk sebuah band.

Pemeran Rusli dan Ikhsan dalam PYD ini mengaku beratnya naik 20 kg sejak menikah.

“Overweight nih. Alhamdulillah, 3 bulan terakhir ini sudah turun 8 kg,” akunya.

Padahal, kalau ingat akhir ’90-an, masa-masanya masih menjadi model, betapa ramping dan rapinya penampilan adik Thomas Djorghi ini. Sekarang Sultan tampil dengan rambut gondrong, dan berewok. Antara sengaja dan tidak sengaja.

“Kebetulan, saya di PYD juga memerankan dua karakter. Awalnya saya lupa ingatan, kemudian menjadi Rusli yang rapi, yang pengusaha. Sekarang kembali lagi ke Ikhsan, yang seperti ini. Kalau gondrong, berewokan begini, juga bukan karena pengin gondrong sebenarnya. Saya lagi mencari momen untuk merapikan rambut dan berewok ini, tapi belum ada. Karena masih menjaga kontinuitas gambar di sinetron ini. Sulit mau mencari celahnya,” jelas suami Anissa Tri Hapsari ini panjang lebar.

Ia harus bertahan dulu sampai kebutuhan gambar tercukupi.

“Tapi niatnya ibadah. Sebagian juga karena tuntutan peran, ya aku nyaman saja.”

Nah, kalau soal badan, berawal dari kebiasaan. Rupanya menjadi kebiasaan Sultan akhir-akhir ini, jajan di lokasi syuting.

Sekitar tahun 2006, sebelum menikah, berat idealnya 70 sampai 73 kg. Namun setelah menikah, berangsur-angsur berat badannya bertambah. Puncaknya 3 bulan lalu. Hampir mencapai 100 kg. Buru-buru ditangani dan turun menjadi 93 kg.

“Lalu saya benar-benar stop ngemil. Sekarang sudah kurusan lagi. Sekarang sekitar 86 kg deh,” ucapnya.

Agar seperti dulu lagi, sedikit sulit. Harus sabar dan pelan-pelan. Peringatan dari tim produksi sudah ada. Mereka tidak menekannya kembali ideal seperti dulu, hanya mengingatkan jangan sampai bobotnya bertambah lagi.

“Saya masih harus mengurangi 8 kg lagi. Caranya, enggak mau terlalu ngoyo. Takutnya kalau diturunkan secara drastis, malah sakit.”

Pertama, ia harus mengalahkan keinginannya untuk jajan di lokasi syuting. Godaan itu diakui cukup berat.

“Melawannya itu harus benar-benar dengan niat dan motivasi yang tinggi. Mencari pengalihan yang tepat, mengobrol dengan sesama pemain, kru, baca dialog, mendiskusikan dialog, jalan cerita; membayangkan, sok tahu saja, ke depannya cerita ini bagaimana. Jadi sekarang saya sudah enggak jajan. Saya tanamkan dalam pikiran saya, enggak jajan, berat badan berkurang, selain itu lebih hemat,” papar pria yang berwirausaha di bidang otomotif ini.

Agenda selanjutnya yang perlu dipertahankan, mengonsumsi makanan yang sehat dan secukupnya.

“Sayur-sayuran, ayam tanpa kulit, dan enggak digoreng,” katanya mengenai makanannya. Terakhir, meluangkan waktu olahraga, walaupun produksi kejar tayang hampir menyita 24 jam.

0 komentar:

Posting Komentar



Arsip Blog

Diberdayakan oleh Blogger.