Lulus 100 %, atau "diluluskan" agar lulus 100%

Tahun Pelajaran 2011/2012 Siswa di Sekolah Dasar kami lulus 100 %.
Siswa, Wali Siswa, Pengajar, Kepala Sekolah dan Pemerintah merasa senang jika ada Sekolah yang lulus 100 %.

Yang menarik adalah, sebenarnya berapa persen siswa yang benar-benar lulus sekolah ?
Lalu karena lulus 100 % merupakan bagian prestasi bagi Kepala Sekolah dan Pengajar, berapa banyak siswa yang "diluluskan" agar 100 % lulus?

Tentang lulus 100 %, Kepala Sekolah dan Pengajar yang seharusnya menjadi panutan siswa-pun terkadang lalai dengan mengatur siswa agar berkonspirasi dengan segala cara agar lulus 100 %.
Mengatur tempat duduk siswa, mengajari siswa mencontek, mengajari siswa memberi tahu jawaban ke teman, memberi kunci jawaban, menyuap pengawas ujian adalah sebagian konspirasi agar 100 % lulus.
Jangan Bilang-bilang kalau lulus 100 % sudah diatur

Lantas kesalahan ada pada Siswa, Pengajar, Kepala Sekolah atau Pemerintah?

Jangan-jangan alasan prinsip ekonomi yang telah menguasai pola pikir penyelenggara pendidikan sebab lulus 100 % berarti dana bantuan sekolah akan maksimal menjadi sebab utama "diluluskan" 100 % siswa.
Atau jangan-jangan kenaikan jabatan bagi Kepala Sekolah dan Pengajar yang menjadi faktor pendukung.
Dalam hal ini siswa menjadi korban atau pelaku, sulit untuk menentukan.
Mudah-mudahan Lulus 100 % benar-benar lulus 100 % bukan "diluluskan" 100%.

0 komentar:

Posting Komentar



Arsip Blog

Diberdayakan oleh Blogger.