Buku Bahasa Indonesia kelas 6 SD
Penulis : Dian Sukmawati
Malam itu Adi tidak bisa tidur. Besok hari Senin pagi, kelas VI A mendapat giliran menjadi petugas upacara. Adi kebagian tugas sebagai pembaca teks janji siswa. Hal inilah yang membuatnya khawatir. Adi memang baru kali ini mendapat tugas. Walaupun sudah menolak keputusan Wali Kelas Adi, Pak Ahyar tidak bisa mengubah lagi.
“Apa aku besok bolos saja, ya? Pura-pura bilang sakit pada Ibu. Kan nanti dibikinkan surat sakit,” niat Adi dalam hati. “Tapi … besok ada ulangan Matematika ...” Adi bingung.
Endang Rahmat
Denny Iskandar
Pernahkah gurumu membacakan sebuah dongeng atau cerita? Kegiatan mendengarkan cerita memang mengasyikkan? Untuk memahaminya, kamu harus dapat mengidentifikasi unsur-unsur pembentuk sebuah cerita.
Dengan demikian, kamu dapat membuat ringkasan cerita tersebut. Lalu, bagaimana cara menanggapi cerita atau rubrik khusus tersebut?
Pada pelajaran ini kamu akan menemukan jawabannya.
Pada pelajaran ini kamu akan menemukan jawabannya.
A. Upacara Bendera
Tahukah kamu? Orang menjadi terhormat dan dihargai karena pendidikannya. Pendidikan merupakan hal penting dalam kehidupan. Pendidikan tidak hanya didapat di sekolah formal, tetapi dapat diraih di luar bangku sekolah. Misalnya, di lingkungan keluarga dan masyarakat.
Mental yang kuat dan baik, terbentuk dari pendidikan. Bagaimana mental tersebut dapat dilatih? Untuk mengetahuinya, tentu kamu harus mendengarkan cerita berikut. Cerita tersebut akan dibacakan oleh salah seorang temanmu di depan kelas.
Mental yang kuat dan baik, terbentuk dari pendidikan. Bagaimana mental tersebut dapat dilatih? Untuk mengetahuinya, tentu kamu harus mendengarkan cerita berikut. Cerita tersebut akan dibacakan oleh salah seorang temanmu di depan kelas.
Upacara Bendera
Malam itu Adi tidak bisa tidur. Besok hari Senin pagi, kelas VI A mendapat giliran menjadi petugas upacara. Adi kebagian tugas sebagai pembaca teks janji siswa. Hal inilah yang membuatnya khawatir. Adi memang baru kali ini mendapat tugas. Walaupun sudah menolak keputusan Wali Kelas Adi, Pak Ahyar tidak bisa mengubah lagi.
“Apa aku besok bolos saja, ya? Pura-pura bilang sakit pada Ibu. Kan nanti dibikinkan surat sakit,” niat Adi dalam hati. “Tapi … besok ada ulangan Matematika ...” Adi bingung.
Esok paginya, akhirnya Adi memberanikan diri untuk tetap sekolah.
“Wah, tumben pagi-pagi sekali kamu sudah rapi?” tanya Ibu heran.
“Siap-siap, Bu. Hari ini aku kebagian tugas membacakan Janji Siswa,” jawab Adi.
“Wah, hebat. Kalau begitu, kamu harus makan yang cukup, agar tidak lemas,” kata Ibu sambil menyiapkan sepiring nasi goreng hangat. Adi langsung menyantap hidangan kesukaannya itu. Selesai sarapan, Adi pun pamit kepada ayah dan ibunya.
“Wah, hebat. Kalau begitu, kamu harus makan yang cukup, agar tidak lemas,” kata Ibu sambil menyiapkan sepiring nasi goreng hangat. Adi langsung menyantap hidangan kesukaannya itu. Selesai sarapan, Adi pun pamit kepada ayah dan ibunya.
“Semoga sukses, ya. Jangan lupa, bacanya yang keras!” kata Ibu sambil tersenyum.
Jam 06.30 pagi, Adi sudah sampai di sekolah. Ternyata teman-teman sekelasnya yang bertugas hari itu sudah berkumpul lebih awal. Termasuk Binsar yang bertugas membaca UUD 1945.
“Ini teksnya, Di,” kata Binsar sambil menyerahkan map dan sarung tangan putih.
“Aduuh! Aku masih takut. Bagaimana kalau nanti aku tersandung?
Bagaimana kalau tiba-tiba suaraku menjadi serak,” kata Adi cemas.
“Sudah, jangan takut. Waktu pertama kali tugas, aku juga takut setengah mati. Tapi setelah mencoba, takutnya hilang, kok. Kalau tidak pernah mencoba, seumur hidup kita nggak akan pernah tahu, kan?” ujar Binsar.
Tak lama kemudian, bel sekolah berdering. Upacara bendera dimulai. Saat yang menegangkan bagi Adi pun tiba. Setelah Binsar membacakan UUD, Anto maju membacakan Pancasila. Sekarang giliran Adi untuk maju.
Adi melangkah dengan hati-hati, seperti tentara yang berparade. Tangan kirinya memegang teks map Janji Siswa. Tepat di depan corong mikrofon, ia pun berhenti. Dan … “Janji Siswa!”.
Adi melangkah dengan hati-hati, seperti tentara yang berparade. Tangan kirinya memegang teks map Janji Siswa. Tepat di depan corong mikrofon, ia pun berhenti. Dan … “Janji Siswa!”.
“Janji Siswa,” teriak teman-temannya mengikuti. Kepercayaan Adi pun timbul. Ia lebih tenang dan membacakan t eks itu dengan lantang dan lancar.
Setelah selesai, Adi berjalan ke tempat semula. Sepanjang jalan itu, Adi merasa seperti prajurit yang menang berperang. Yah, dia memang telah memenangkan pertempuran melawan rasa takutnya
.
Sumber: Majalah Bobo, 15 Maret 2002
Untuk memahami cerita tersebut dengan baik, tentu kamu harus menyimak dengan baik isi cerita tersebut. Pada pelajaran sebelumnya, kamu telah mengetahui unsur apa saja yang membentuk sebuah cerita. Unsur-unsur tersebut di antaranya tema, tokoh, watak, latar, dan amanat.
Download komplit Buku Bahasa Indonesia SD Kelas 1 - Dian Sukmawati, Endang Rahmat, Denny Iskandar
0 komentar:
Posting Komentar