Sinopsis Sinetron Ranum Episode 1 - 5

Sinopsis Sinetron Ranum Bagian I Episode 1- 5 diawali dengan suasana siang hari Bu Hajah Samira yang sudah ramai oleh orang-orang yang sibuk mempersiapkan pernikahan Attar dan Fahrani. Tetapi bukan itu yang membuat Samira mematut diri berjam-jam di depan cermin, mati-matian berdandan agar nampak elok dan elegan.

Ya..Samira sengaja memulas dirinya agar tak kalah gengsi dengan calon tunangan Maliq, yang katanya hendak datang. Sebab seperti yang didengarnya dari Mila, pacar Maliq itu seorang putri. Maka Samira kembali mengingatkan Mila –anak gadisnya yang juga berdandan bersamanya-, jika kelak mencari suami, harus yang kaya, setidaknya sepandan dengan keluarga mereka. Sementara mereka masih asyik berdandan, Oma Halimah sedang menunggu Malik di ruang tengah. Maka ketika Maliq turun dari kamarnya, Oma Halimah menagih janji Maliq, yang hendak mengenalkan pacarnya itu. Maliq mengatakan, Ranum sebentar lagi datang. Oma Halimah lantas menanyakan, apa benar kabar burung yang didengarnya selama ini, kalau pacar Maliq itu kayak putri? Maliq tersenyum. Sebab baginya, Ranum adalah sosok yang kaya hati, bagai bidadari yang cantik serta anggun kayak Putri.

Bu Hajah Samira dan Mila, berjalan tergopoh-gopoh di belakang Maliq yang berlari menuju pintu gerbang untuk menyambut Ranum. Orang-orang bisik-bisik ingin tahu, kayak apa Ranum itu, hingga membuat Bu Hajah Samirah heboh. Mila sendiri sampai penasaran, bertanya, mobilnya apa sih Mi? Tetapi apa yang terjadi kemudian ketika Maliq membuka gerbang? Tiba-tiba sebuah mesin buntut dari negeri India, masuk halaman rumah keluarga besar Hajah Samira dengan suara yang memekakkan telinga. Ternyata, Ranum datang naik bajaj dengan mengenakan baju kesehariannya.


Sinopsis Sinetron Ranum Episode 1

Bu Hajah Samira dan Mila, berjalan tergopoh-gopoh di belakang Maliq yang berlari menuju pintu gerbang untuk menyambut Ranum. Orang-orang bisik-bisik ingin tahu, kayak apa Ranum itu, hingga membuat Bu Hajah Samirah heboh. Mila sendiri sampai penasaran, bertanya, mobilnya apa sih Mi? Tetapi apa yang terjadi kemudian ketika Maliq membuka gerbang? Tiba-tiba sebuah mesin buntut dari negeri India, masuk halaman rumah keluarga besar Hajah Samira dengan suara yang memekakkan telinga. Ternyata, Ranum datang naik bajaj dengan mengenakan baju kesehariannya.

Samira pun tertegun melihat pacar anaknya itu jauh di bawah bandrol. Sementara Maliq sendiri tetap menyambut Ranum dengan hangat. Samira mengambil nafas panjang berusaha sadar dari keterkejutanya, mempersiapkan diri untuk melampiaskan amarahya. Maka ketika Maliq membukakan pintu bajaj untuk Ranum, Samira melengkingkan suaranya, teriak lantang, Maliiiiiiq…. Ranum mengkeret melihat seringai wajah Samirah yang meradang. Maliq sendiri kebingungan, berusaha menjelaskan pada bunda yang kemudian mengusir putri impiannya itu. Sedangkan Mila langsung cekikikan, mengatakan kalau pacar Maliq adalah putri dari negeri dongeng.

Ranum tahu diri, dia lantas pamit pulang dan segera bergegas melangkah pergi dengan penuh kesabaran. Malik segera mengejarnya menyatakan diri memilih Ranum. Semua menyaksikan. Namun hanya Oma halimah yang mencermatinya dengan bijak. Di lain pihak, Ranum malah menasehati Maliq agar kembali pada ibunya. Dengan tersenyum Ranum berjanji tidak akan meninggalkan Maliq. Namun ketika sudah menjauh membelakangi Maliq, air matanya pun mengalir, mengikis habis senyum yang tadi mengembang.

Sementara itu di rumah Ranum sendiri, Miranda sang ibu sudah bosan dan kesal menunggu Ranum yang tak juga kunjung datang. Padahal Bang Mansyur sudah menunggunya. Hal itu membuat Miranda gak enak hati, sebab sudah menerima uang pelicin dari Bang Mansyur yang ingin segera meminang Ranum, anak gadisnya. Bang Mansyur sendiri, akhirnya gak betah menunggu. Dia lantas pamit pulang. Sepulang Bang Masyur itu, Ranum datang. Maka Miranda pun gak nunggu lama, langsung mendampratnya, karena mengangap investasi masa depanya itu gak mau dikawinkan dengan orang kaya. Kenyataannya memang seperti itu. Ranum memang menolak lelaki paruh baya pilihan ibunya, sebab dia mencintai Maliq sang penguasa hatinya. Miranda pun murka dan menyuruhnya berdiam diri di kamar. Kejadian hari ini benar benar melukai Ranum. Bagaimana tidak. Pertama, dia tidak diterima calon mertuanya, sedang yang kedua adalah didamprat sang ibunda, yang mestinya berperan sebagai peneduh jiwanya. Akhirnya Ranum pun berdoa memohon kemudahan dan ketenangan batin. Rupanya kali ini Tuhan tidak hanya menjadi pendengar yang baik saja, tetapi melangkah menjadi eksekutor, dengan mengabulkan doa Ranum. Sebab setelah sholat itu, Ranum mendapat telpon dari Maliq yang mengajaknya bertemu. Ranum pun senang, meski kemudian percakapan mereka terputus sebentar karena Ranum menghampiri Miranda untuk bertanya, ke mana Miranda hendak pergi? Sebab Miranda saat itu sudah siap dengan dandanannya, mau keluar.

Ketika bertemu sore itu, Ranum masih sedih memikirkan rencana ibunya yang hendak menjodohkannya dengan Bang Masyur. Maliq yang sudah mengerti semua itu, akhirnya menyatakan tidak akan membiarkan Ranum, putri impiannya itu dicuri orang lain. Dia lantas berjanji akan menuggu waktu yang tepat untuk meluluhkan hati ibunya agar bisa menerima kehadiran Ranum. Ranum pun terseyum bahagia, atas kesungguhan Maliq. Meski begitu dia tetap merasa gak enak, akhinrya Ranum pun mengatakan bahwa dirinya mungkin tidak pantas untuk Maliq. Tetapi Maliq segera menutup bibir Ranum dengan jemarinya dan balik menasehati Ranum bahwa mereka harus memperjuangkan cinta yang mereka miliki. Setelah itu Maliq mengajak Ranum jalan-jalan ke mall, untuk membuang kesedihan.

Saat sampai di mall, mereka bertemu dengan Attar dan Fahrani. Maka Maliq segera mengenalkan Ranum pada kakaknya itu. Rupanya Attar dan Fahrani menyukai dan mendukung Ranum. Mereka juga meminta Ranum dan Maliq jadi pendamping di pernikahan mereka esok hari. Ranum lega karena ada keluarga Maliq yang mendukungnya. Akhirnya Maliq membelikan Ranum baju baru dan perhisan uantuk dikenakan di acara pernikahan kakaknya tersebut. Ranum pun sungkan, namun karena Maliq memaksa maka diapun menerima saja pemberian itu. Tetapi Ranum tidak bisa menikmati pemberian tersebut, sebab ketika pulang. Miranda malah merampas barang barangnya, tanpa mempedulikan Ranum yang menangis berusaha mempertahankan dan menjelaskan kalau barang-barang tersebut dibelikan Maliq, untuk dikenakan esok hari di acara pernikahan kakaknya Maliq.

Attar sudah siap dengan pakaian pernikahanya. Para tamu sudah berdatangan, namun pengantin perempuan juga belum juga datang, hal itu membuat Attar cemas. Di lain pihak, Maliq tampak kebingungan, mondar mandir mencari handphonenya. Sebab hendak menelpon Ranum. Karena hpnya tidak ketemu, maka Maliq pun bersiap-siap untuk menjemputnya. Tetapi saat akan berangkat Samira malah menyuruhnya mengambil pesanan kue yang belum datang. Akhirnya Maliq pun menuruti ibunya. Di lain pihak Ranum yang sudah mengenakan kebaya sederhana, berusaha menelpon Maliq. Namun setelah berkali kali men-dial tak juga tersambung, maka diapun bergegas pergi dengan menggunakan bajaj. Tetapi begitu sampai di rumah Maliq. Satpam melarangnya msuk karena Ranum tidak membawa undangan. Ranum menjelaskan kalau dirinya diundang lansung oleh sang mempelai. Tetapi satpam tetap tidak memperbolehkannya masuk. Akhirnya, Ranum menunggu di luar pintu. Setelah lama menunggu, akhirnya Ranum khawatir tidak bisa memenuhi permintaan Attar menjadi pendampingnya. Maka ada rombongan tamu masuk, Ranum punme nyelinap. Tapi hal itu tak berlangsung lama, sebab satpam memergokinya. Akhirnya satpam pun menyeretnya keluar. Bersamaan dengan itu, mobil Maliq datang. Maliq pun marah dan mananyakan siapa yang memberi perintah pada mereka untuk melarang Ranum masuk. Namun belum sempat satpam menjawab, Oma Halimah bergegas menghampiri Ranum, mengajak masuk. Oma Halimah bahkan membawa Ranum ke kamarnya. Ranum pun agak lega, ada lagi keluarga Maliq yang bisa menerimanya. Sementara menunggu pengantin perempuan yang belum datang, Maliq mengajak Ranum menghampri keluarganya. Maliq lantas mengenalkan Ranum pada ibunya, karena banyak orang, maka Samira menerima uluran tangan Ranum, meski hanya menempelkan kulit lengannya saja. Tetapi kakak Maliq yang lain yaitu Fadia, malah memuji kecantikan Ranum. Dia juga memuji Maliq yang dianggapnya pandai memilih wanita. Mendegar itu Samira pun kesal. Fadia bahkan mengenalkan Ranum dengan suaminya yaitu Jodi. Jodi sediri lantas mengenalkan sepupunya yang bernama Paris.

Di lain pihak Attar semakin cemas karena pengantin perempuannya belum juga datang. Maka akhirnya dia menelepon Fahrani. Fahrani yang sudah berangkat segera memberitahu kalau dia sudah dalam perjalanan dengan ibunya, namun percakapan itu segera terputus karena mobil yang dikendarai Fahrani tabrakan. Attar sendiri yang mendengar teriakan itu dari teleponnya teriak memanggil Fahrani. Semua yang hadir akhirnya bisa tahu ada sesuatu. Maliq segera menghampiri Attar menenagkannya. Dia lantas bergegas ke rumah sakit. Attar akhirnya shock saat tahu calon istrinya telah tewas.

Hari demi hari dilalui Attar dengan kesedihan, padahal sepupu Jodi yakni Paris telah berusaha menghiburnya. Paris sendiri sebenarnya sudah bisa diterima keluarga Maliq, karena selama masa berkabung itu, hanya Paris yang bisa dekat Attar. Paris bahkan mengupayakan pesta ulang tahun Attar, tapi hal itu malah membuat Attar marah. Akhirnya Paris tidak pernah lagi datang ke rumah Samira. Rupanya keluarga Samira merasa kehilangan Paris. Attar Akhirnya menelpon Paris untuk minta maaf. Paris pun senang dan mengundang Attar serta seluruh keluarganya ke pesta ulang tahunya, di sebuah vila.

Keluarga Maliq semua datang ke villa tempat Paris merayakan pesta ulang tahunnya. Maliq sendiri tentu mengajak serta Ranum, meski Samira dan Mila belum bisa menerima. Mila bahkan sengaja ngerjai Ranum, ketika Ranum membakar daging, hinga lengan Ranum terbakar, tetapi Paris yang menolongnya. Paris dengan cepat dapat berbaur, hal itulah yang membuat Samira berniat menjodohkan dengan Attar. Setelah berunding dengan Maliq dan yang lainya, maka Samira menyampaikan niatnya itu pada Paris. Paris setuju sepanjang Attar menerimanya.

Akhirnya Samira berhasil membujuk Attar. Semua merasa senang. Ranum juga demikian, apalagi Paris terkesan baik dengannya. Pada saat semua hendak pulang, Ranum pergi ke belakang. Bersamaan dengan itu Paris sedang menelpon seseorang. Ranum akhirnya mendengar percakapan Paris yang menyatakan akan segera menjalankan rencananya, setelah dia berhasil menikah dengan Attar.

Sinopsis Sinetron Ranum Episode 2

Ranum sangat terkejut mendengar pembicaraan Paris di telepon, bahwa setelah dia menjadi menantu Samira, dia akan melakukan rencananya… Ranum syok, dia terdiam sesaat… dan saat memutar mau pergi, Jrengg!! Paris memergokinya.

Paris jadi cemas, waduh, jangan-jangan Ranum sempet mencuri dengar ucapannya di telepon!!! Sejenak, Paris bingung, apa yang harus dilakukannya? Paris menarik napas lega, lalu mulai melangkah dengan tenang… seiring di setiap langkahnya, pelan-pelan ekspresi wajahnya pun berubah… Dari tegang, kini menjadi lembut dan tenang…

Sementara Ranum masih sangat terpukul dengan apa yang ia dengar. Ia ingin sekali menolak kenyataan ini, bahwa ia cuma salah dengar… Tapi dalam kepalanya, dia ingat betul apa yang diucapkan Paris… Lalu dia jadi sangat kecewa dengan Paris… Dan sangat kasian dengan nasib Attar…

Ranum menjadi dilema… Apa sebaiknya dia kasih tau Maliq? Atau, tidak ikut campur sama urusan keluarganya?

Sampai acara makan bersama itu selesai, Ranum masih ragu dan menimbang-nimbang… Ia sangat gelisah, dan kegelisahan itu ia bawa sampai ke rumah. Ia tak bisa tidur, karena dilema. Akhirnya Ranum teringat yang selalu diajarkan almarhum ayahnya, bahwa saat kita ragu untuk menentukan pilihan, memintalah petunjuk kepada Allah, dengan sholat istikharah… Maka Allah akan menunjukkan jalan terbaik untuk kita…

Ranum mengambil air wudhu, dan mulai sholat istikharah…. setelah sholat dan berdoa, dia menjadi yakin untuk mengatakan yang sebenarnya pada Maliq… apa pun konsekuensinya nanti…. Bahwa kebenaran harus dikabarkan…

Esoknya ketika Miranda tau Ranum akan pergi menemui Maliq, Miranda mendesak Ranum untuk membicarakan soal pernikahan mereka pada Maliq. Ranum kaget, dan memohon ke ibunya untuk jangan mendesak soal itu. Keluarga Samira masih mempersiapkan pernikahan untuk Attar… Tapi Miranda dengan tak sabar malah mengusulkan agar Attar dan Maliq menikah bersamaan aja. Ranum hanya bisa menghela napas melihat ambisius ibunya, dan dengan sabar memberi tau bahwa Ranum baru saja mengenal keluarganya… Tentu butuh proses untuk mereka bisa menerima Ranum… Kalau saat ini, Ranum belum yakin ibu dan keluarga Maliq akan setuju. Miranda nampak kesal, ia lalu mendesak Ranum, “Tapi minumal, kamu harus terus-terusan mendesak Maliq untuk menikahinya, segera setelah pernikahan Attar. Kalau nggak, ibu akan membuat hidup Ranum lebih sengsara lagi!”

Ranum lalu berusaha mengalihkan dengan mengajak Miranda berziarah ke makam almarhum ayahnya, karena sebentar lagi mau masuk bulan Ramadhan. Miranda langsng beralasan macam-macam, untuk menghindar. Ranum dan Maliq berziarah ke makam ayah Ranum… Setelah mengirimkan doa, sepanjang jalan menuju rumah Maliq, Ranum terus terdiam… dia tak sanggup mengutarakan apa yang telah didengarnya. Maliq langsung merasa bahwa Ranum sedang memikirkan sesuatu. Maliq langsung bertanya, coba kasih tau, apa yang bikin kamu jadi pendiem banget hari ini? Ranum menatap Maliq, ia masih nampak ragu. Dengan caranya yang persuasif, Maliq mendesak Ranum untuk membagi sama dia. “Beban akan terasa ringan kalo kita pikul bersama…” Ranum membaca doa dalam hati, lalu bertanya, apa Maliq bisa percaya sama apa yang akan Ranum katakan? Maliq bilang, apa masih harus dipertanyakan? Maliq meyakinkannya, dan Ranum pun menceritakan semua yang ia dengar. Ranum bilang bahwa dia nggak tau, apa rencana Paris selanjutnya, tapi aku harus mengabarkan kebenaran ini, karena menyangkut kamu dan keluargamu.

Maliq lama tertegun… syok… Ranum bertanya, apa Maliq meragukannya? Maliq menggeleng… Dia hanya bilang, kadang kebenaran terasa sangat pahit untuk dipercaya. Aku tadi hanya perlu waktu untuk menelan kenyataan pahit ini. Ranum bilang, tadinya ia ragu untuk menyampaikan hal ini…, tapi aku akan merasa bersalah kalau membiarkan sesuatu yang salah terus terjadi… Islam mengajarkan itu. Maliq bilang, aku nggak meragukan satu kata pun dari ucapanmu, Ranum… Ranum mengucap alhamdulillah…

Saat itu di rumah Maliq agak ramai dengan pembagian sedekah pada anak-anak yatim… Sebuah tradisi keluarga Samira menjelang bulan Ramadan… Maliq pulang ke rumah, ikut membantu membagi-bagi sedekah di dekat Umi Halimah, Samira dan Mila. Maliq sambil menceritakan apa yang ia dengar dari Ranum, kepada mereka. Samira dan Mila langsung bereaksi negatif pada cerita Ranum yang disampaikan Maliq, sedangkan Halimah nampak terdiam, dan percaya. Samira langsung menuduh bahwa pasti Ranum nggak ingin Attar menikah dengan Paris… Karena Ranum sendiri yang maunya segera menikah dengan Maliq, sehingga dia bisa mendapatkan harta kekayaan mereka dan hidup enak. Itu kan impian semua keluarga kelas bawah. Maliq serta merta menampik anggapan itu, karena Maliq tau betul, Ranum bukan gadis seperti itu. Dia tak pernah silau harta. Halimah juga berkata, rasanya Ranum bukan gadis pembohong. Apa untungnya buat Ranum berbohong soal ini? Maliq bilang, dia harus menceritakan hal ini ke Attar. Attar berhak tau. Tapi Samira mencegahnya, dengan nada keras dia bicara bahwa Attar sudah cukup sedih dengan kematian Fahrani. Apa kamu tega membuatnya terpukul untuk kedua kali? Selain itu, Samira bilang bahwa mereka harus memastikan kebenarannya dulu… Supaya adil, Ranum dan Paris harus dipertemukan di sini!!! Jrengg!

Maliq agak ragu, dan berkata bahwa Ranum itu gadis yang pemalu, dia tak akan bisa bicara di depan orang banyak. Tadinya juga Ranum nggak mau cerita. Mila lalu berujar, nggak bisa kayak gitu dong! Si Ranum itu juga harus mempertanggung-jawabkan ucapannya… Samira membenarkan Mila, dan memutuskan bahwa ini bukan persoalan kecil, dan Ranum harus dipanggil ke sini untuk mengklarifikasi semuanya. Jika memang benar, maka keburukan Paris harus dibongkar saat ini juga, sehingga semuanya tidak terlambat.

Maliq setuju, Ranum sangat terkejut, ketika Maliq memintanya datang untuk klarifikasi semuanya. Maliq bilang, ibunya meminta Ranum untuk menceritakan semuanya di depan Paris, dan di depan semua anggota keluarga. Ranum jadi tampak tegang dan cemas. Ranum lalu kecut hatinya, ketika berpikir bahwa mungkin akan ada tundingan negatif kepadanya, karena ia akan menjadi penghalang pernikahan Paris dan Attar akan segera dilangsungkan.

Maliq meyakinkan Ranum dengan mengatakan bahwa Ranum toh akan jadi bagian dari keluarga besar mereka juga… Dan yang kamu lakukan ini kan dengan niat baik bahwa kamu ingin melindungi keluarga dari hal-hal yang buruk yang mungkin terjadi. Untuk sebuah kebenaran, kamu nggak perlu takut. Kebenaran harus ditegakkan. Maliq berjanji akan memberi tau Ranum, kapan dia harus datang supaya Ranum bisa siap-siap dulu.

Kini Ranum jadi merasa lebih tegang dari sebelumnya…

Ranum nggak tahan untuk curhat ke sahabatnya Adila di tempat dia bekerja sebagai pramuniaga kios baju muslim. Ranum perlu dukungan sahabatnya. Adila sependapat bahwa Maliq memang benar, Ranum harus menyuarakan kebenaran. Kalau memang kita benar, kita engga perlu takut.

Hari yang mendebarkan itu tiba. Sebelum berangkat, Ranum sholat dan berdoa. Setelah itu hatinya menjadi tenang.

Halima, Samira, Mila dan Maliq sudah berkumpul ketika Ranum tiba. Ranum langsung diinterogasi, dengan tekanan-tekanan mental. Suasana jadi tegang dan panas. Mereka mempertanyakan kebenaran dari ucapan Ranum. Ranum semua agak panik dan mau nangis, tapi dia melihat mata Maliq yang mendukungnya… Ranum jadi agak tenang, dan dia bersumpah bahwa dia tidak bohong.

Halima dan Maliq ikut mendukungnya. Kemudian Paris datang… wajahnya nampak sedih… Semua jadi menduga-duga, apa yang terjadi? Samira dengan suara lantang dan tegas, meminta Ranum untuk mengulangi apa yang telah didengarnya dari percakapan telepon Paris.

Melihat tatapan Samira dan Mila yang menusuk dalam ke lubuk hatinya, Ranum jadi tampak ragu dan gentar… tapi Maliq berusaha mencairkan ketegangan… dan memintanya bicara apa adaanya. Ranum lalu berkata santun, bahwa dia sama sekali nggak berniat apa-apa… ia hanya ingin menyampaikan apa yang dia dengar. Dia lalu menuturkan apa yang telah didengarnya dari pembicaraan Paris di telepon. Kata demi kata secara tepat dan benar.

Setelah selesai bicara, suasana jadi hening namun sangat menegangkan… Paris masih diam. ini semua pandangan tertuju padanya. Samira bilang ke Paris, bahwa sebetulnya mereka bisa aja menutup mulut dan nggak mempermasalahkan hal ini. Tapi mereka nggak mau seperti itu. Ini karena kita semua tau, Ranum bukan berasal dari status sosial yang sama dengan kita. Yang sekutu dengan kita. Makanya kami curiga, ada niat jahat di balik ucapannya…

Wajah Ranum nampak terpukul. Paris nampak sangat berat, seolah menahan kesedihan yang dalam… Dia lalu berujar dengan suara pelan, namun jelas. Dan di luar dugaan, dia bilang bahwa apa yang diucapkan Ranum benar. ..

Semua orang langsung shock. Ranum juga sama sekali nggak menyangka bahwa Paris mau mengakuinya. Maliq tampak bahagia dan lega, bahwa Ranum terbukti tak salah. Mila langsung berdiri dan bertanya, apa maksudmu, Paris?

Paris mengangkat wajahnya yang sedih, kita melihat ada sedikit benangan air mata di matanya, dengan agak terbata, dia menjelaskan bahwa saat itu dia melepon sahabatnya, karena dia nggak tahan untuk curhat ke temannya, tentang nasib malang yang menimpa Mas Attar. Paris bilang, dia nggak tahan untuk nggak bercerita, karena temannya sangat tau, betapa nasib Mas Attar sama dengan nasibnya dulu… Saat itu, aku takut Mas Attar nggak bisa melupakan cinta masa lalunya… Tapi Allah pasti punya rencana pada apa pun yang terjadi di dunia ini…. Allah malah menyatukan dua hati yang pernah merasakan kesedihan dan kehilangan yang sama…

Paris lalu cerita ke sahabatnya itu, karena Paris punya impian untuk membuat rumah ini menjadi tempat yang harmonis, dan membuang semua kesedihan jauh-jauh…. Satu-satunya misi dalam hidupnya kini adalah kebahagiaan Attar… Paris nampak tersendar-sendat menahan tangis, saat mengatakan kalimat itu. Paris bilang, dia sangat kecewa karena terpaksa harus memberikan pengakuan yang harusnya sangat pribadi buat dia… Dia malu, karena nggak seharusnya yang seperti ini aja harus diucapkan dan diketahui banyak orang… Dia nggak ingin pamrih… Tapi, semua gara-gara Ranum… Paris pun menangis dan berlari pergi….

Semua yang mendengar shock! Samira dan Mila dengan kesal lansgung memaki-maki Ranum abis-abisan. Dasar cewek kampung nggak tau diri!! Halimah tak bisa berbuat banyak, dan hanya bisa melihat kejadian ini. Maliq menyabarkan Mila dan ibunya, agar jangan terbawa emosi.

Ranum syok, sedih sekaligus bingung… Ranum nggak tahan lagi menahan tangisnya, segera pergi… air matanya tumpah. Maliq pergi mengejar Ranum dan berhasil menghentikannya di pagar. Ranum minta maaf, karena dia sama sekali nggak menyangka akan jadi seperti ini. Tapi entah kenapa, Ranum bisa yakin bahwa Paris nggak berkata yang sebenarnya… Aku nggak mau suudzon, atau menuduh. Tapi aku merasa Paris telah membalik situasi sedemikian rupa hingga dia seolah menjadi benar… Tapi demi Allah, apa yang aku dengar, nada ucapannya, kata-katanya, nggak sama dengan apa yang dia jelaskan itu. Aku menangkap ada itikad yang nggak baik, dari ucapannya di telepon. Maliq berusaha menenangkan Ranum, yang menggebu-gebu menjelaskan sambil tersendat-sendat menahan tangis. Maliq percaya instink Ranum, dan berjanji akan mencari tau soal ini. Demi sebuah kebenaran. Maliq percaya, Ranum hanya ingin yang terbaik untuk keluarga Maliq.

Maliq pun menawarkan diri untuk mengantar Ranum pulang. Mila makin gencar menghasut ibunya, dengan memojokkan Ranum. Sehingga Samira makin terbakar amarahnya. Samira bersumpah tak akan membiarkan Ranum melenggang pergi begitu saja, setelah menimbulkan kekacauan di rumah ini.

Samira sangat serius dengan ucapannya, dengan segera datang ke rumah Ranum, didampingi Mila. Miranda menyambutnya dengan hangat dan berlebihan, berpikir bahwa Samira datang untuk membicarakan tentang rencana pernikahan Ranum dengan Maliq… Miranda minta maaf kalau dia tidak siap dengan sajian untuk menyambut tamu agung… tapi Samira sangat dingin wajahnya dan justru dengan geram ketika melihat Ranum. Dengan tegas dan sangat keras, Samira memperingatkan Ranum untuk tau diri, jangan sok tau mau mencampuri urusan orang. Karena ini sudah sangat keterlaluan.

Miranda bengong, dan bertanya masalah yang sebenarnya apa? Samira berkata dengan nada tinggi, bahwa Ranum sudah menyebar fitnah keji, menjelek-jelekkan gadis sebaik Paris, hingga menyebabkan kesalahpahaman dalam keluarga kami. Gara-gara anak kamu yang nggak tau diri itu, keluarga saya jadi cek-cok.

Ranum hanya mengucap astaghfirullah dalam hati, pada semua kata-kata fitnah keji yang diucapkan Samira. Miranda berusaha mencerna apa yang Samira permasalahkan. Dia juga berusaha menenangkan Samira, karena Miranda tak ingin tali silaturahmi kedua calon besan, dirinya dan Samira, akan terganggu. Tapi Samira malah mengancam Ranum untuk jangan sekali-kali menemui atau berhubungan dengan Maliq lagi.

Dengan kemarahan yang masih memuncak, Samira dan Mila pergi. Sambil bersumpah, ini yang pertama dan terakhir kali dia menginjak rumah kotor ini! Sepeninggalan Samira, Miranda langsung memarahi Ranum abis-abisan. Ranum dimaki-maki dengan kata-kata kotor. Apa sih yang ada di otak kamu, dengan nyebar-nyebar fitnah busuk seperti itu??? Kamu memang anak yang tolol! Bukannya mengambil hati calon mertua kamu, malah kamu bikin-bikin masalah!!! Kamu pikir emangnya kamu siapa??? Keluarga Samira itu sangat kaya raya dan memiliki reputasi yang tinggi. Seharusnya Ranum nggak usah sok tau ikut campur urusan intern keluarga mereka. Tau diri sedikit kenapa sih??? Kamu tuh harusnya mikirin, gimana bisa cepet menikah sama Maliq. Kalo aja sampai Maliq lepas dari tangan kamu, ibu nggak akan segan-segan mencekik kamu sampe mati!!!

Ranum tercekat! Menjelang bulan suci itu, Halimah, Maliq, Samira dan Mila ziarah ke makam almarhum ayah mereka Arifin Hendraputra… Selesai berdoa, Samira masih terus memaki-maki Ranum yang telah dengan sengaja meracuni pikiran mereka tentang Paris. Maliq mengingatkan ibunya bahwa mereka baru saja berziarah…

Tapi Samira terus membahasnya… Maliq membela Ranum dengan mengatakan bahwa belum terbukti Paris benar. Maliq bilang bahwa dia sudah mendiskusikan soal ini dengan Ranum, dan kami berpikir, mungkin aja Paris mengarang-ngarang cerita untuk menutupi niat sebenarnya.

Mila bereaksi dan bilang bahwa otak Maliq sudah benar-benar diracuni pikiran busuk Ranum. Maliq menggeleng, dia dengan tenang bilang bahwa nggak ada salahnya bersikap hati-hati dan memikirkan kesejahteraan keluarga ini. Sebelum semuanya terlambat, sebelum terjadi pernikahan, nggak ada salahnya mencari tau latar belakang Paris. Kita toh baru kenal dia. Halimah sependapat dengan Maliq. Akhirnya Samira dan Mila pun terpaksa setuju, meski menggerutu bahwa mereka yakin itu hanya buang tenaga dan waktu aja.

Samira memberi tau kepada Fadia dan suaminya, Jody tentang keraguan yang Ranum utarakan mengenai Paris. Halimah dan Maliq juga hadir untuk bersaksi. Jody serta merta marah. Jody bilang, itu semua omong kosong, karena dia kenal betul Paris sebagai sepupunya, dan status sosial keluarga Paris, jauh lebih tinggi di atas mereka. “Kita semua kan pernah diundang ke vilanya, dan paham betul betapa baik dan pedulinya Paris kepada Attar dan kita semua, sampai dia bisa membuka hati Attar untuk kembali mencintai… Jadi apa alasan Ranum membawa keraguannya ke rumah ini?!”. Fadia nampak lebih banyak diam, karena dia juga baru sebentar mengenal Paris.

Kita melihat bahwa Paris dan kakak laki-lakinya Bima, datang ke suatu tempat. Mereka bertemu dengan Jody!!! Di sini kita baru tau bahwa ternyata Jody adalah otak di balik semua ini. Dia memanfaatkan Paris dan Bima untuk membalaskan dendam sakit hatinya yang sangat dalam kepada Attar.

Jody berasal dari keluarga kelas menengah, tetapi punya harga diri yang sangat tinggi. Dia juga sangat ambisius dan selalu bersemangat. Jody bekerja di perusahaan keluarga milik Attar, dan atas ambisinya untuk jumping status, masuk ke keluarga besar pemilik perusahaan, Jody mendekati Fadia. Jody berpikir, setelah menjadi menantu pengusaha kaya raya Haji Arifin Hendraputra, Jody juga akan diangkat menjadi salah satu pemilik perusahaan. Tapi Fadia ternyata seperti Maliq, orang yang memiliki prinsip yang kuat. Dia tidak mau memanfaatkan kekayaan keluarganya, dia ingin suaminya bekerja keras untuk mendapatkan posisi dan kekayaannya sendiri.

Jody jadi kesal dan frustrasi, dan mengambil jalan pintas dengan menggelapkan beberapa jumlah uang dari perusahaan, dengan bantuan beberapa rekan kerjanya. Sialnya, Jody tertangkap basah. Attar lalu langsung bertindak tegas, tanpa memandang bahwa Jodi adalah adik iparnya. Hukumannya sangat berat, dan menginjak-injak harga diri Jody.

Jody menjadi sangat marah, dan mengundurkan diri dari perusahaan itu, setelah membayar ganti rugi. Samira dan Mila lah yang terus-menerus membujuk Attar yang berseteru dengan Jody. Dengan alasan, demi keutuhan keluarga besar Arifin Hendraputra yang disegani namanya, Attar akhirnya mau memaafkan Jody. Dan mengajak Jody bergabung lagi di perusahaan itu.

Tapi Jody adalah tipe laki-laki pendendam. Sekali dia disakiti, diinjak harga dirinya, dia tak akan melupakan begitu aja. Amarah dan kebenciannya pada Attar masih tetap menyala-nyala. Jody kemudian bertemu dengan Paris, yang ternyata adalah mantan pacarnya. Dia sadar dengan bantuan Paris dan kakak laki-lakinya, Bima – yang sama-sama penipu – dia bisa membalaskan dendamnya pada Attar. Bahkan lebih jauh, menguasai perusahaannya, dan membuat semua anggota keluarga itu jatuh miskin, untuk membalas sakit hatinya… Dan membalik semua keadaan yang sekarang.

Jadi Paris adalah pacar gelapnya Jody, dan Bima lah yang telah mensabotase rem mobil Fahrani yang akhirnya menyebabkan kematian Fahrani. Jody memperingati Paris bahwa keluarga Attar telah mencurigai Paris gara-gara gadis sialan yang bernama Ranum, Dan meski Paris telah berhasil mengelabui percakapannya dengan Bima dengan sangat baik, tapi mereka tetap tak bisa membuat Ranum percaya begitu saja. Tugas Paris belum selesai. Paris masih harus terus-menerus meyakinkan semua orang di keluarga Attar. Meski, untuk saat ini, Paris mendapat dukungan dari Samira dan Mila, dan Samira dan Mila tak percaya pada Ranum, tapi jangan sekali-kali anggap enteng Ranum. Paris bilang, dia akan menjalankan tugasnya dengan baik.

Paris datang untuk menjemput Attar dan mengajaknya keluar, bersosialisasi dan berusaha membuat hidupnya kembali seperti sedia kala. Meski Attar secara mental sudah siap menerima Paris sebagai bagian dari hidupnya, tapi masih ada keraguan di hati Attar.

Paris juga memberikan tas mahal pada Mila, karena yakin Mila pasti akan menyukainya. Paris bilang dia beli dua, satu untuknya, dan satu lagi untuk Mila. Mila sangat senang, karena Paris selalu mikirin dia juga kalo beli sesuatu.

Samira melihat tas mahal dari Paris, limited edition, dan bilang bahwa ini jelas-jelas menunjukkan bahwa latar belakang Paris memang dari keluarga yang berkelas… Hanya orang kaya dan berkelas yang bisa enteng membeli barang mahal untuk sekedar hadiah… Saat itu Maliq juga sudah tiba di rumah dan mendengar ucapan Samira. Maliq bilang bahwa dia masih tetap ragu. Kalo yang lain nggak mau menyelidiki tentang latar belakang Paris, dia sendiri yang akan mencari tahu.

Mila lalu mengambil laptopnya, dan langsung browsing internet… Sekarang gampang kok cari tau orang itu bonafid apa nggak… Mila mengetik nama langkap Paris. Julia Paris. Dan foto-foto bisnis Paris dan Bima langsung muncul di halaman website mereka. Maliq tercenung, Samira tersenyum penuh kemenangan…

Yang mereka nggak tau, Paris dan Bima ternyata sengaja membuat situs itu untuk melancarkan rencana busuk mereka. Halimah dan Maliq jadi terdiam. Dan terpaksa menerima hal ini sebagai fakta.

Samira pun memutuskan untuk meneruskan rencana pernikahan Attar dan Paris seperti sebelumnya. Tapi mereka akhirnya memutuskan membuat acaranya kecil-kecilan, hanya untuk keluarga saja, daripada resepsi besar-besaran, mengingat keadaan sekarang yang Attar hadapi. Apalagi ini menjelang bulan suci Ramadan… Samira dengan tegas memperingatkan Maliq, bahwa sebaiknya dia tidak membawa Ranum.

Samira bahkan menelepon Ranum dan memperingatkannya untuk tidak datang pada pernikahan Attar. Miranda yang tau akan hal ini, langsung memaki-maki Ranum lagi… Gara-gara sok ikut campur Ranum pada masalah keluarga Samira, Samira jadi bersikap jahat padanya. Miranda khawatir, Ranum akan kehilangan Maliq. Miranda langsung menyuruh Ranum untuk menelfon Maliq, dan memberi tau soal ancaman Samira itu.

Ranum menolak, tapi Miranda terus memaksa…. sampai akhirnya Miranda merampas handphone Ranum, dan langsung menelepon Maliq. Maliq akhirnya meyakinkan Ranum, bahwa Ranum nggak perlu khawatir. Ranum harus tetap datang. Halimah juga meminta Maliq untuk tidak khawatir, dia akan mengurus semuanya.

Miranda kegirangan setengah mati, dan menyuruh Ranum bersiap-siap untuk dandan secantik mungkin. Bahwa Miranda mengembalikan gaun dan perhiasan Ranum yang pernah dirampasnya.. Tapi Ranum bersikeras untuk menolak datang ke pernikahan Attar dan Paris, tapi Miranda memaksanya. Miranda sampai menyeret-nyeret Ranum…

Dengan sangat terpaksa, Ranum pun datang ke acara pernikahan Paris dan Attar. Tentunya bersama Miranda… Suasana akad nikah bernuansa Ramadan. Samira dan Mila sangat geram saat melihat kedatangan mereka. Dasar orang-orang nggak tau diri!!! Samira langsung menyeret Ranum ke pojokkan dan mengancamnya untuk pergi. Samira bilang bahwa orang-orang seperti Ranum dan ibunya itu tidak pantas berada di tempat seperti ini. Miranda kesal dan menyamperi Samira, bahwa anak anda yang mencintai Ranum, kenapa Samira harus pusing? Drama makin memanas, dan suasana makin panas… dan saat itu penghulu mengumumkan bahwa akad nikah Attar dan Paris akan segera dimulai.

Samira, Mila, Ranum dan Miranda terpaksa menghentikan pertikaian mereka.. Mereka masuk ke dalam rumah… karena akad nikah Attar dan Paris dengan khidmat akan dimulai… Di tengah-tengah kekhusyukan dan keheningan, tiba-tiba Miranda muncul di depan para tamu, dan mengagetkan semua orang dengan mengumumkan pertunangan Maliq dan Ranum saat itu juga… Miranda memuji-muji pasangan Maliq-Ranum yang sangat serasi. Ranum syok… apalagi saat Miranda mengeluarkan cincin tunangan yang ternyata sudah dia siapkan. Maliq juga kaget.

Samira dengan geram menghampirinya dan bilang pertunangan itu tak sah dan tak bisa terjadi!!! Miranda menantang, kenapa tidak? Dengan pintar Miranda langsung berpaling ke Maliq, dan bertanya dengan lantang, “Apa Maliq mencintai Ranum?”

Sinopsis Sinetron Ranum Episode 3

Samira dengan geram menghampiri Miranda dan bilang bahwa pertunangan itu tak sah dan tak bisa terjadi!!! Miranda menantang, kenapa nggak? Dengan pintar Miranda langsung berpaling ke Maliq, dan bertanya dengan lantang, “Maliq, apa kamu mencintai Ranum?”.
Maliq, kaget lalu dengan jujur bilang iya, dia mencintai Ranum dan ingin menikahinya. Ranum kaget, menatapnya dan jadi sangat tersentuh mendengar omongan Maliq yang tanpa ragu sedikit pun itu.

Halimah sangat bahagia. Jody, Fadia, Attar, semua terkejut. Miranda mengeluarkan dua cincin dan memanggil Maliq dan Ranum untuk menerima cincin tersebut. Ranum tercengang. Dia mendekati ibunya dan bertanya kenapa ibunya harus melakukan semua ini. Miranda menyuruh Ranum jangan banyak ngomong dan memintanya untuk melakukan apapun yang dia perintah. Kemudian Miranda menyuruh Maliq untuk mengambil cincin darinya, tapi Samira mendekat dan merampas cincin itu dengan kesalnya dari tangan Miranda dan melemparnya sambil mengusir Miranda, sana kalian, pulang ke tempat asal kalian. Bisa-bisanya berpikir anak perempuannya yang gembel dan tinggal di kawasan kumuh menikah dengan Maliq, putra keluarga terpandang! Pernikahan harus terjadi di antara orang-orang yang seimbang, berasal dari status sosial yang sama, seperti antara Paris dan Attar. Selamanya pernikahan beda status itu nggak akan bisa terjadi.

Miranda menyahut, bahwa Samira bukan siapa-siapa dan nggak berhak ikut campur urusan Maliq dan Ranum karena mereka berdua sudah saling mencintai. Drama terjadi. Ranum sadar kalo ibunya udah terlanjur nekat. Ranum lalu menghampiri Samira dan minta maaf atas sikap ibunya. Miranda justru makin marah dan memaki Ranum, ngapain Ranum harus minta-minta maaf kalo Maliq dan Ranum saling mencintai? Samira makin murka dan balas memaki Miranda. Maliq menengahi dan berusaha menenangkan ibunya. Samira dengan kesal bilang ke Maliq, apa Maliq nggak malu ibunya dipermalukan seperti ini di depan banyak orang? Samira juga ngata-ngatain Ranum. Ranum yang tampak sangat kecewa dan sakit hati dan sambil berlinang air mata memohon pada ibunya untuk pergi dari situ sekarang juga. Miranda nggak mau, dia bilang pokoknya hari ini Ranum HARUS bertunangan dengan Maliq!!! Ranum sadar kalo ibunya nggak akan mau mengalah, makanya Ranum langsung memutuskan untuk bergegas pergi dari tempat itu sambil berlinang air mata. Maliq kaget… langsung memanggil Ranum… tapi Ranum nggak mau berhenti. Maliq terpaksa mengejar Ranum, namun serta merta Samira menangkap tangannya dan menghentikannya. Terjadi tarik-menarik antara Maliq dan ibunya. Sementara Miranda pun berusaha mencegah kepergian Ranum, tapi Ranum nggak tahan lagi berhenti. Miranda pun terpaksa keluar dan mengejar Ranum.

Miranda menangkap Ranum dan memarahinya agar Ranum jangan jadi pengecut. Ranum bilang dia pergi tadi bukan karena pengecut, bukan penakut, tetapi ia pergi karena malu atas tindakan ibunya yang gila. Miranda marah dan menampar Ranum yang dianggapnya kurang ajar. Tetapi Maliq datang dan membela Ranum. Maliq memeluk dan berdiri di sisi Ranum. Miranda marah mengancam tidak akan bisa memiliki Ranum kalo nggak atas ijin Miranda. Maliq lalu bilang Ranum sudah dewasa, dan gak perlu ijin siapa pun untuk menerima cinta Maliq. Miranda lalu berusaha merebut Ranum dari Maliq, meraih tangan Ranum, mau mengajaknya pulang. Tapi Maliq tidak membiarkannya. Maliq melindungi Ranum seperti sudah menjadi miliknya. Ranum menangis dalam kebingungan, karena ia menjadi rebutan antara Miranda dan Maliq. Sementara itu Samira dan keluarganya keluar di depan rumah, bingung dan sakit hati melihat peristiwa Maliq dan Miranda saling memperebutkan Ranum.

Samira sangat marah dan berteriak mengusir Miranda dan juga Ranum keluar dari pagar rumahnya. Samira juga berteriak agar Maliq melepaskan dan membiarkan perempuan ibu anak yang sangat murahan dan tidak punya tata krama jenis mana pun. Jangan sampe Maliq menjalin hubungan dengan perempuan dari keturunan ibu macam Miranda yang tidak beragama, calon penghuni neraka! Jreng!! Ranum sangat terpukul, Maliq lalu membela Ranum dari sengatan kata-kata ibunya sendiri. Maliq dan Samira akhirnya berhadapan. Ranum lalu menengahi Maliq dan minta Maliq jangan membela dirinya. Kesempatan itulah dipakai Miranda untuk menyeret Ranum pergi.

Miranda lalu memaki-maki Ranum dengan kasar dan kejam, bahwa kalau saja Ranum nggak kabur dari acara tadi, semua rencananya akan berjalan lancar dan Ranum pasti sudah akan bertunangan dengan Maliq, tapi Ranum malah bertindak bodoh. Padahal semua yang Miranda lakukan semata-mata demi kebahagiaan Ranum, eh malah Ranum yang ngecewain dia. Ranum kesal dan bilang pada Miranda bahwa seharusnya Miranda minta izin dulu pada keluarga Maliq sebelum melakukan hal semacam itu di acara pernikahan anggota keluarga mereka. Miranda menyuruhnya diam dan bilang tindakan Miranda mengumumkan pernikahan Maliq dan Ranum tadi itu adalah suatu keharusan sebab Miranda sangat tau bagaimana menghadapi manusia seperti Samira, orang kaya yang merasa status keluarganya lebih tinggi dari pada orang-orang seperti kita ini. Kita harus melawan orang-orang seperti itu. Karena mungkin sekarang Maliq masih mau mendengar Ranum, tapi kalo besok dia sudah ngga mau mendengarkan lagi, trus Ranum dapat apa?

Lalu Miranda mengusulkan pada Ranum agar Ranum dan Maliq cepat-cepat menikah dengan cara apa pun, di KUA, maupun di luar KUA. Pokoknya secepatnya! Miranda akan mendukung mereka dalam segala hal, tapi Ranum menolak itu. Miranda marah menampar dan makin menyiksa Ranum.

Sementara Ranum dirundung kemalangan, Paris malah sebaliknya… Paris di malam pertamanya bilang pada Attar bahwa dia sangat mencintainya. Attar mengatakan sampai sekarang dia masih mempertanyakan kenapa takdir membuat hidupnya seperti ini, tapi sekarang setelah Paris hadir dalam hidupnya, dia tak punya alasan lain untuk mengeluh. Paris benar-benar mulus menjalani seluruh rencananya.

Dan keesokan paginya, Paris makin menjalankan jeratnya, dengan berpura-pura perhatian pada semua orang. Dia menunjukkan perhatian yang besar pada Halimah dan Samira, Mila, dll. Paris melakukan apa saja untuk menyenangkan semua orang dan meski ada beberapa pembantu, Paris membuatkan sarapan spesial untuk menunjukkan perhatiannya pada keluarga itu.

Di dapur sambil meracik sarapan, Paris sempat menyulut api kebencian Samira kepada Ranum dan ibunya, bahwa Paris bilang kalo dia nggak suka apa yang dilakukan Miranda di acara pernikahannya dengan Attar. Nggak enak dilihat orang, seharusnya dia tau bagaimana dia harus bersikap dengan orang dari status sosial tinggi. Samira kagum akan perhatian Paris dan bilang dia pun merasa seperti kesal ketika anaknya sendiri yang membuat kesalahan dengan memilih gadis gembel itu sebagai calon istrinya, menantu di keluarga ini. Samira bersumpah tak akan membiarkan Maliq jadian sama Ranum.

Sementara itu Ranum yang sedang kepikiran soal Maliq, menjadi sering kehilangan konsentrasinya dalam bekerja, sehingga Ranum dimarah-marahin, karena bersalah, dianggap nggak teliti dalam membeli stock baju. Pemilik tokonya menyuruh Ranum menukar sendiri beberapa baju yang cacat.

Ranum datang ke PT Jaya Konveksi, untuk menukar baju-baju itu. Setelah capek meneliti, dia membawa dua karung besar bahan garmen, dan susah payah berjalan menyusuri balkon, tapi tiba-tiba ada OB yang menabraknya dan salah satu karung besar menimpa Jaya, sang pemilik Pt Jaya Konveksi, yang baru keluar dari mobilnya yang parkirnya pas di bawah balkon. Tumpukan baju menimpa Pak Jaya. Ranum panik, langsung berlari ke bawah. Ranum meminta maaf. Untungnya Jaya nggak marah. diam-diam dia malah tersenyum, terkesan dengan keluguan Ranum yang ketakutan setengah mati.

Sampe di toko, Ranum kena marah karena lama, dan baju-bajunya juga banyak yang kotor. Setelah kenyang kena omelan kanan kiri, Ranum tiba di kedai makanan untuk ketemuan dengan Adila. Dia masih sangat malu dan sedih atas kejadian tadi. Maliq tiba-tiba datang juga di sana dan tertawa mendengar ceritanya. Ranum terkejut melihatnya dan minta maaf atas kelakuan ibunya di pernikahan Attar. Maliq meyakinkan bahwa semua baik-baik saja karena dia tau Ranum nggak bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukan ibunya. Sebab semua itu pertengkaran orang tua kita, bukan pertengkaran kita.

Tetapi tiba-tiba Miranda datang dan bereaksi saat melihat Maliq. Dia bilang untung aku mampir ke sini, kebetulan lagi ada di sekitar sini, padahal sebenarnya niat dia datang adalah untuk meminta uang pada Ranum untuk membeli kebutuhannya sendiri. Miranda bilang pada Maliq bahwa dia nggak salah, malahan dia melakukan itu karena dia melihat Maliq dan Ranum sudah saling mencintai. Yang paling aneh dan membuat Miranda tak habis pikir adalah meski ibu Maliq berasal dari kalangan atas, dia tak bisa melihat cinta Maliq pada Ranum. Orang hebat dikenal karena sikapnya, bukan karena uangnya. Lebih baik mereka segera menikah, dia akan mendukung mereka.

Ranum menolak ide itu, dia bilang meski dia paham perasaan Miranda, Ranum tak akan mau menikah dengan Maliq sampai seluruh keluarga Maliq sepenuh hati menerimanya sebagai menantu di rumah itu. Miranda menatapnya dengan kesal, tapi dia diam saja karena ada Maliq. Maliq terkesan dengan pendirian Ranum dan meyakinkan Miranda bahwa Miranda tak perlu khawatir, karena Maliq akan berusaha meyakinkan keluarganya soal ini.

Pagi hari, pertama Mila masuk kampus. Pas lagi nyetir, Mila ditelp Wina, yang sejak lama sudah mengenal keluarga Mila. Wina kuliah di kampus yang sama dengan Mila. Mila kelihatan ribet saat bersiap-siap kuliah. Akhirnya dia turun dari mobil mewahnya menuju kampus. Mila bertemu Wina di kampus dan Wina memperkenalkannya pada gengnya saat masih SMA dulu, termasuk Daniel.

Mila akhirnya menjadi bagian geng itu juga, tapi dari sikap dan perilaku Mila, kita bisa lihat dia orang yang sangat arogan dan bangga karena dia berasal dari status sosial tinggi, tapi teman-temannya di kampus mau berteman dengannya karena Mila orang kaya dan sering mentraktir mereka.

Karena arogan, Mila sering terlibat pertengkaran. Mila punya teman, Daniel, dari kelas menengah. Daniel selalu berusaha membuka hati dan pikiran Mila agar “merubah diri” agar bersikap benar, tetapi Mila malah memarahi Daniel. Diam-diam, Daniel mencintai Mila, tapi Mila tak punya perasaan khusus terhadapnya. Bahkan Mila jatuh cinta pada cowok lain bernama Ruben, anak orang kaya, sampai kemudian Mila hamil. Ketika Mila jatuh miskin karena ulah Paris, maka Ruben mencampakkannya. Pada saat itu Daniel datang menolong Mila, dan menyelamatkan jiwanya. Daniel kemudian bisa membuat Mila mensyukuri hidup sebagai berkah dari Allah. Sejak itu Mila bisa menerima Daniel dan mereka terus berlanjut.

Sementara itu, Halimah yang ingin membantu Maliq, berusaha meyakinkan Samira untuk merestui niatnya menikahi Ranum, tapi Samira malah sangat geram dan memaki-maki Ranum dan Miranda. Samira menyuruh Maliq untuk melupakan Ranum karena sekarang Samira mulai mencari calon istri lain yang lebih pantas untuk Maliq. Semua usaha Halimah dan Attar untuk meyakinkan Samira sia-sia karena Samira masih sangat marah sama Miranda dan Ranum.

Ketika Maliq ikut dalam suatu acara bersama keluarga, Paris datang memberikan hadiah makanan kesukaan Samira. Samira memuji-muji Paris sebagai contoh orang yang berasal dari kalangan atas dan latar belakangnya selevel dengan keluarga kita, maka Paris tahu bagaimana menyenangkan mertua dan sikapnya santun, terpelajar dan berkelas. Kalo orang dari keluarga rendah dan miskin, contohnya ya Miranda dan Ranum yang tingkahnya sangat memalukan seperti yang sudah ditunjukkan di pernikahan Attar itu.

Jadi Samira gak akan bisa menerima Ranum menjadi bagian keluarganya. Maliq sangat terpukul. Dia bilang Samira gak boleh menyamakan Ranum dengan Miranda. Mungkin Miranda memang salah, tapi Ranum gak sama dengan Miranda. Samira kesal karena Maliq, belum nikah aja, udah berani membela Ranum dan berani menyalahkan ibunya sendiri, gimana nanti kalo udah jadi suami istri? Maliq tetap membantah, sampai Samira membentaknya keras. Maliq terdiam, lalu permisi pergi supaya tidak menimbulkan perpecahan.

Samira menemui temannya, Nita untuk mencari gadis yang cocok buat Maliq yang harus berasal dari keluarga selevel. Dan mereka bertemu dengan keluarga Karina yang berasal dari keluarga kaya raya dan yakin bahwa Karina cocok untuk Maliq. Karina harus segera menggantikan posisi si miskin Ranum buat Maliq.

Sementara Paris dan Attar pergi berbulan madu. Paris sangat memperhatikan Attar dan mencurahkan kasih sayangnya pada Attar yang jadi benar-benar kepincut pada sikap Paris. Begitu terkesannya Attar hingga dia menganggap Paris adalah anugrah dalam hidupnya. Dan Paris sangat lihai memainkan sandiwaranya.

Pada saat istirahat di kampus, Mila membayari bon restoran semua temannya Wina, Daniel dll. Mila kembali ke kampus dengan mengendarai mobilnya. Mila kesal karena ada mobil lainnya yang diparkir di tempat biasanya dia parkir. Mila turun dan mencak-mencak menanyakan mobil siapa itu. Cowok pemilik mobil itu sedang berdiri di dekat mobilnya bersama dengan teman-temannya dan bertanya pada Mila, ada masalah apa. Mila menyuruh cowok itu untuk memindahkan mobilnya karena Mila ingin memarkir mobilnya di situ. Si cowok menolak dan drama pun terjadi di mana si cowok bersikeras untuk tetap nggak memindahkan mobil. Mila mengambil kunci pembuka ban, dan dengan kesal merusak mobil si cowok-memecahkan jendela dll. Teman-temannya, termasuk Daniel berusaha untuk menenangkannya, tapi Mila yang sombong, tak bisa menahan amarahnya.
Samira menyuruh Maliq untuk menemui Karina sehingga rencana pertunangan mereka dapat dipercepat. Maliq menolak, Halimah juga mendukungnya, tapi Samira keras kepala dan memuji-muji Karina. Dia bilang dia akan memastikan tanggal pertemuan dan Maliq harus pergi menemui Karina.

Ranum melihat Maliq sangat galau, Maliq bilang sebaiknya mereka menikah di KUA saja seperti yang disarankan Miranda, jadi masalah ini langsung selesai, tapi Ranum menolak. Dia tetep gak mau menikah kalo orang tua Maliq masih gak menerima dirinya. Buat Ranum, restu dari orangtua itu sangat penting buat sebuah pernikahan.

Sementara di sisi lain, Maliq didesak terus untuk bertemu dengan Karina. Samira sampai menyempatkan diri mengatur jadwal ketemuan Karina di sebuah restoran. Pertemuan itu akan dihadiri oleh Karina dan orangtuanya, jam 4 sore di sebuah restoran. Samira dan Mila bersiap-siap berangkat. Sebaliknya Maliq terus berpikir, bagaimana menghindari perjodohan ini?

Tiba-tiba Maliq mendapat ide. Maliq datang bersama Ranum ke rumah Karina. Ranum semula bingung, dan bertanya kenapa Maliq membawanya ke sini? Maliq menyuruhnya diam dan menyerahkan semuanya pada Maliq.

Karina dan keluarganya kaget dengan kedatangan Maliq. Maliq memperkenalkan Ranum sebagai pacarnya. Ranum heran mendengar ucapan Maliq yang terkesan sangat show off. Ranum ingin menyela, tapi Maliq nggak pernah memberinya kesempatan. Malah segera mengganti topik pembicaraan.

Maliq berpura-pura bersikap terbuka, blak-blakan dan mengatakan bahwa dia adalah peminum dan perokok berat. Pokoknya Maliq terus berkata hal-hal yang negatif mengenai dirinya… Hingga membuat keluarga Karina jadi ilfil.

Sementara Samira yang sedang menunggu bersama Mila di restoran, jadi terheran-heran kenapa Karina dan keluarganya belum datang juga? Dia menelepon rumah Karina. Samira terkejut ketika diberitahu bahwa Maliq sudah ada di rumah Karina, bahkan dia membawa Ranum segala….. Samira sangat murka dan pergi tergesa-gesa dari situ.

Lalu kembali terjadi drama dan konflik besar di rumah. Samira bertengkar dengan Halimah, karena Halimah yang mendukung Maliq, makanya Maliq jadi tak terkendali seperti ini. Samira membentak Maliq, bisa-bisanya Maliq mempermalukan dia seperti ini. Halimah kembali meyakinkan Samira bahwa demi kebahagiaan Maliq, harusnya Samira mau mempertimbangkan keputusannya.

Samira berpikir bahwa kalo sama-sama terus tarik-menarik bisa putus. Samira memikirkan cara lain. Akhirnya dia dapat akal. lalu seolah Samira menyetujuinya perkataan Halimah. Maliq sangat bahagia dan antusias. Dia menelepon Ranum, menyuruhnya ke rumah karena ibunya ingin bertemu dengannya. Nampaknya hati ibunya sudah mulai luluh dan mau menerima Ranum.

Ranum sangat senang dan berusaha tampil cantik. Miranda juga ingin ikut bersamanya, tapi Ranum melarangnya karena Maliq memintanya untuk datang sendirian. Adila yang kebetulan lagi di rumah Ranum, membantu Ranum tampil rapi, dan mengantarnya ke bajaj.

Maliq menyambut Ranum dan membawanya ke dalam. Samira, Mila dan Halimah menemuinya. Ranum lega Samira dan Mila cukup bersahabat. Tetapi tiba-tiba Maliq mendapat telpon dari kantor, ada urusan mendadak. Maliq ingin nggak pergi, tapi Samira bilang mereka akan menjaga Ranum di sini. Ranum yang sudah tampak nyaman mengijinkan Maliq berangkat ke kantor. Maliq pergi dengan mengatakan bahwa dia akan segera kembali.

Setelah Maliq pergi, Karina dan ibunya datang. Samira memperkenalkan Ranum pada Karina yang awalnya bersikap sopan pada Ranum dan bertanya sedang sibuk apa Ranum, dll. Ranum menceritakan tentang pekerjaannya, bagaimana dia bekerja di kios baju muslim. Ibu Karina, Anastasia yang sangat licik, ooo kamu pedagang kaki lima di pasar? Lalu Anas bertanya dengan sarkastiknya dari mana Ranum mendapatkan baju, perhiasan, dll, dan itu punyanya sendiri atau pinjam orang lain?

Ranum sadar bahwa mereka sedang mempermalukannya. Samira dan Mila mempermalukannya di depan Karina dan Anastasia dengan mengatakan mana mungkin Maliq punya pacar seperti Ranum, sampai Maliq harus berbohong pada mereka dan sembarangan mengambil cewek dari jalanan lalu membawanya ke sini untuk berbohong dengan mengaku-aku bahwa dia sudah punya pacar, hanya karena dia belum mau menikah atau dijodohkan. Jadi gadis ini cuma akal-akalan Maliq aja ya?

Samira mengatakan bahwa anting Ranum berharga 50 ribu sementara anting Mila berharga lima juta, jam tangan dipakai Ranum pasti harga hanya dua ratus ribu sedangkan yang dipakai Mila nilainya 15 juta, begitulah perbandingan antara mereka berdua.

Anastasia bertanya pada Ranum berapa banyak pria yang sudah dijebaknya seperti Maliq? Mereka semua menertawai Ranum yang merasa dipermalukan, tapi Ranum tetap tegar dan buka suara dengan rendah hati bahwa hal-hal semacam itu nggak penting baginya karena dia lebih mementingkan sikap dan ahlak seseorang bukan berapa besar hartanya. Sekaya-kayanya atau sepintar-pintarnya orang kalau nggak punya ahlak yang baik, dia nggak menjamin akan bisa membahagiakan hidupnya. Bagi Ranum kekayaannya seseorang yang paling berharga adalah ahlak yang baik. Samira menyuruhnya tutup mulut karena dia tau orang seperti Ranum selalu membawa-bawa soal ahlak untuk menutupi kemiskinan mereka dan Samira mengusirnya untuk pergi.

Ranum pergi. Karina yang sudah terlanjur naksir Maliq bilang pada Samira bahwa Samira nggak perlu khawatir karena dia akan menunggu kapan pun Maliq siap menikah. Samira sangat senang dan memeluk Karina. Ketika Maliq pulang ke rumah, dia diceritakan oleh Halimah apa yang tadi terjadi. Samira dan Mila tak ada di rumah. Maliq kaget dan kesal, lalu menelepon Ranum untuk mengklarifikasi semuanya.

Tapi Ranum terlanjur sangat kecewa. Dia melarang Maliq untuk meneleponnya lagi dan bahkan menyuruhnya untuk melupakan Ranum, karena keluarga Maliq tak akan pernah mau menerima Ranum. Maliq berusaha membuatnya mengerti, tapi Ranum menutup teleponnya. Miranda mendengar hal ini dan langsung memaki, menyiksa Ranum dengan mengatakan semua ini nggak akan terjadi jika Ranum nurut padanya. Dia bilang sekarang juga dia akan tentukan hari pernikahan Ranum dan Maliq, dan dia akan mencari penghulu. Begitu mereka sudah menikah, Samira nggak punya pilihan lain selain menerima Ranum.

Maliq menunjukkan kekecewaannya pada ibunya yang tega menghina Ranum di depan Karina. Maliq bilang Ranum memiliki jiwa, ahlak dan cinta yang baik buat Maliq. Maliq terus memuji-muji Ranum, ketika tiba-tiba Samira kesal dengan mengatakan bisa-bisanya Maliq memuji perempuan macam Ranum yang telah memfitnah Paris, meski Paris tak pernah melakukan hal yang sama terhadapnya. Bahkan Paris merasa kasihan karena ibu Ranum mempermalukan Samira karena Paris lah sebenarnya menantu di rumah ini. Dia dari kalangan atas dan dari keluarga terhormat, yang mengerti semua.

Saat itu Paris datang bersama Attar dan mendengar semua. Paris dalam hati senang tapi menyembunyikannya, dia pura-pura mendukung Maliq dan bilang kalau Maliq memang mencintai Ranum kenapa nggak mengizinkan Maliq menikahinya?

Mungkin setelah Ranum menjadi menantu di sini, kebiasaan keluarga ini akan bisa mengubah Ranum juga. Maliq bilang bahwa Ranum sama terhormat dan anggunnya dengan mereka, hanya saja mereka nggak mau mengakui kualitas Ranum. Samira marah dan mengatakan padanya bahwa Maliq hanya bisa memuji Ranum dan meski yang dikatakan Paris ada benarnya, tapi Samira yakin Ranum tak akan berubah dalam lingkungan mana pun. Jadi jangan pernah buat kesalahan dengan membawa Ranum ke rumah ini. Samira meminta Paris untuk menyerahkan masalah ini padanya, biar dia yang atasi semua ini. Samira menyuruh Paris dan Attar istirahat karena mereka pasti lelah setelah perjalanan menuju ke sini.

Tanpa setau keluarga Samira, diam-diam Paris, Bima dan Jody kembali bertemu dan merayakan atas semua yang berjalan sesuai dengan rencana mereka. Sekarang drama di rumah itu telah dimulai dan dia merasa sangat senang atas semua yang telah dilaluinya. Sekarang Jody hanya tinggal menunggu hari saat Samira, Attar, Maliq, dan Mila menjadi gembel di pinggir jalan, sementara dia akan menjadi pemilik perusahaan dan duduk di bangku bos bersama dengan Bima dan Paris sebagai asistennya! Dan Jody akan membalas hatinya, dengan menghina mereka semua sekeluarga. Mereka semua tertawa, penuh kemenangan.

Sinopsis Sinetron Ranum Episode 4

Samira terus mendesak Maliq menemui Karina, agar mulai saling mengenal lalu saling jatuh cinta karena sering ketemu bisa membuat orang jatuh cinta… tapi Maliq menolak keras karena hanya Ranum wanita yang ada dalam hatinya. Samira sangat kesal, dan bertekad nggak akan membiarkan Ranum jadi menantu di rumahnya. Jadi lebih baik Maliq lupain Ranum. Maliq marah dan bilang lebih baik Samira suruh Karina nggak usah buang-buang waktu berharap pada Maliq…lalu Maliq pergi.

Maliq nongkrong ke temen-temennya, yang kebetulan lagi pada ngerencanain acara selama bulan puasa… Maliq menceritakan masalahnya, dan teman-temannya menyarankan Maliq mencoba meyakinkan Ranum untuk segera menikah, karena tak ada solusi selain itu. Maliq lalu berusaha meyakinkan Ranum bahwa begitu mereka menikah, Samira dan Mila akhirnya akan menerimanya, tapi Ranum tetap menolaknya, dengan alasan kecuali keluarga Maliq menerima Ranum dengan sepenuh hati. Ranum tidak mau menikah dan jika Maliq merasa keluarganya tak akan pernah merestui pernikahan mereka maka sebaiknya mereka berpisah.

Maliq tercenung, berat mengorbankan cinta, impian dan harapan mereka demi sifat keras kepala Samira. Bahkan Miranda berusaha meyakinkan Ranum, tapi Ranum bersikeras dan malah menyuruh Maliq pergi. Miranda marah dan memukuli Ranum karena sudah menyia-nyiakan kesempatan emas. Miranda bahkan melarang Ranum makan, dan terus-menerus menyiksanya.

Ranum menderita, sedih. Maliq juga mengalami nasib yang sama. Maliq kehilangan semangat. Halimah merasa prihatin melihat nasib Maliq. Halimah menegur Samira.

Maliq sedih dan menelepon Ranum… Meski Ranum kangen dan ingin ngobrol, Ranum menahan diri dan malah mereject telepon Maliq dengan hati yang terluka.

Miranda sangat jengkel melihat Ranum yang keras kepala… akhirnya Miranda yang menjawab telepon Maliq dan menyerahkan hpnya ke Ranum sambil memaksanya bicara. Tapi Ranum tidak mau bicara dengannya dan memutuskan teleponnya lagi. Miranda memaki-maki dan kembali memukuli Ranum.

Sementara mobil Mila masuk ke kampus. Miko, cowok yang mobilnya dirusak Mila, sedang menunggu bersama teman-temannya. Mila memarkirkan mobilnya dan hendak beranjak pergi, ketika Miko berjalan menuju mobil Mila untuk balas dendam dan merusak mobil Mila. Mila memakinya dan saat itu Daniel datang berusaha menenangkan Miko dan teman-temannya. Akhirnya Daniel menyarankan Mila mengganti kerusakan mobil Miko. Mila nyerocos, dia tak akan mengganti sepeser pun. Konflik terjadi antara Mila dan Miko… sampai akhirnya untuk melerainya, Daniel pun terpaksa menawarkan diri membayar kerugian yang diderita Miko… Mila kesal dengan Daniel dan pergi. Daniel menenangkannya dan memberi pengertian bahwa Mila memang salah merusak mobil Miko, makanya mereka balas merusak mobil Mila. Tapi mau berapa lama hal ini terus berlarut-larut? Mila bilang dia nggak peduli kok…. Ya adu kuat-kuatan aja, Miko atau Mila yang akan tetap ada di kampus ini… Akhirnya Daniel nggak tahan untuk bilang bahwa Mila memang anak yang kejam dan sombong. Suatu saat nanti, Mila akan menyadari mana yang benar, mana yang salah. Mila mengusir Daniel, “Lo sok perhatian banget sih sama gue? Apa urusan lo? Lo suka ma gue???” Daniel sangat kesal mendengar jawaban ketus Mila… Dia pun pergi dengan perasaan kecewa atas kesombongan dan sikap Mila.

Melihat sikap Daniel yang kecewa, Mila jadi malah mikir… Dia sadar bahwa dia udah keterlaluan… Lalu dia – dengan masih gengsi – bilang ke Daniel bahwa dia benar dan Mila harus menyelesaikan masalahnya dengan Miko. Meski Mila masih keliatan gengsi dan jual mahal, Daniel senang akhirnya Mila menyadari apa kesalahannya…

Salah satu teman Maliq menunjukkan foto pernikahannya pada Maliq. Maliq juga ada di foto itu. Maliq melihat-lihat foto-foto itu, dan muncullah sebuah ide. Maliq menggunakan foto pernikahan temannya, dan mengedit wajah pengantin pria dan wanitanya menjadi wajahnya dan wajah Ranum. Maliq lalu meng-upload foto-foto itu ke facebooknya.

Mila shock, melihat foto-foto di facebook Maliq. Kehebohan terjadi di rumah Maliq. Samira sangat kesal melabrak Maliq, menanyakan tentang foto-foto pernikahannya. Maliq bilang dia telah menikah, karena tak bisa hidup tanpa Ranum, begitupun dengan Ranum. Samira membalikkan kata-kata Maliq, trus apa kabarnya sumpah Ranum yang katanya tak akan menikahi Maliq tanpa restu dari Samira??? Maliq bilang tadinya Ranum memang belum siap, tapi Maliq memaksanya. Halimah salut pada Maliq dan sangat bahagia, tapi Samira marah pada Halimah.

Paris pura-pura salut pada keputusan Maliq dan menyuruhnya untuk membawa pengantin wanitanya ke rumah. Maliq janji besok. Halimah bilang kalo Maliq membawa Ranum, Samira tidak punya pilihan lain.

Ranum tiba di Jaya Konveksi, di mana sedang berlangsung gladi resik peragaan busana akhir pekan. Seorang desainer, Rita, sedang membantu para model berpakaian sesuai tema. Ranum yang penasaran mulai melihat-lihat.

Tiba-tiba Rita merasa mual dan bergegas ke kamar mandi, meninggalkan sesi gladi resik yang belum selesai. Ranum yang wajahnya mirip Rita, menyelinap masuk ke dalam dan mulai mendandani para model. Tidak lama kemudian Jaya datang dan terkesan pada cara inovatif Ranum ketika mendandani mereka. Jaya memperkenalkan dirinya pada Ranum, nah sekarang Ranum baru ingat saat baju-baju yang dibawanya menimpa Jaya. Ranum jadi tertawa malu-malu dan minta maaf padanya. Jaya bereaksi melihat keluguannya dan memesan kopi hitam untuknya dan kopi biasa untuk Ranum. Ranum menyarankan Jaya untuk tidak minum kopi hitam karena tak baik untuk kesehatan dan bisa memicu darah tinggi. Jaya terkesima mendengar pernyataan Ranum. Saat itu Rita datang karena dia sudah merasa baikan, dan berterima kasih pada Ranum, yang buru-buru pamit karena Adila sudah menunggunya. Jaya mengamati Ranum saat dia melambaikan tangan, berpamitan pada Rita dan pergi dari sana.

Maliq menelepon rumah Ranum, tapi Ranum tak ada, jadi Maliq titip pesan pada Miranda, bilang pada Ranum, ibunya sudah menerimanya dan telah merestui pernikahan mereka. Miranda sangat bahagia dan antusias. Miranda langsung berangkat ke toko baju dan bertanya pada Ranum kenapa hpnya tak bisa dihubungi. Ranum bilang batere habis dan dia baru mau menchargenya karena baru sampai ke toko. Miranda cerita soal telepon dari Maliq dan Ranum jadi emosional dan matanya berkaca-kaca.

Maliq ke rumah Ranum, mengajaknya ikut bersamanya. Miranda juga mau ikut, tapi Maliq mencegahnya dengan mengatakan, pertama biar Ranum dulu yang masuk ke rumahnya, nanti Maliq pasti akan mengajaknya. Halimah menyambut Ranum sebagai pengantin wanita Maliq. Maliq membawa Ranum ke kamarnya dan menunjukkan foto pernikahan temannya yang diedit menjadi foto pernikahan mereka. Maliq menjelaskan bahwa dia melakukan ini semua untuk meyakinkan ibunya, dan terbukti rencananya berhasil.

Ranum terkejut dan bertanya kenapa dia bohongi Samira? Maliq mencoba memberikan pengertian dengan mengatakan hanya ini satu-satunya jalan sehingga mereka bisa menikah. Maliq menginstruksikan Ranum, jika ibunya menanyakan pernikahan, Ranum harus menceritakan hal yang sama seperti cerita Maliq. Ranum menolaknya, dia tak bisa bohong. Maliq memberikan alasan dan memintanya untuk tetap diam, jika dia tak mau berbohong.

Samira mempertanyakan tentang pernikahan mereka dan bertanya kapan dan di mana mereka menikah, dll, tapi Ranum tetap diam, sementara Maliq terus memberikan jawaban yang samar-samar. Samira mengejek Ranum bahwa Ranum pernah bersumpah dia tak akan menikah tanpa izin dan restu dari Samira, pergi ke mana harga diri yang Ranum elu-elukan dulu? ‘Kamu sebut diri kamu itu religius dan takut Tuhan, hormat pada orangtua, trus apa yang terjadi sekarang, kamu nikah tanpa izin dari kami. Ranum mulai menangis, meski Maliq memintanya untuk tidak nangis, Ranum bilang dia tak bisa berbohong seperti ini lagi, dia bilang pada Samira yang sebenarnya bahwa dia dan Maliq belum menikah. Samira memaki Maliq dan Ranum, kemudian dia mengusir Ranum setelah menghina-hinanya.

Samira dan Maliq bertengkar hebat di mana Samira memperingatkan Maliq bahwa jika Maliq tidak menikahi Karina maka dia tak mau mengakui Maliq adalah anaknya. Halimah berusaha menengahi, juga Attar, tapi Maliq tak sanggup menahannya dan bilang pada Samira, ngga perlu repot-repot nunggu, aku yang ngga masalah nggak diaku sebagai anak.

Maliq pergi dari rumah. Halimah dan Attar berusaha mencegat Maliq, tapi Samira marah dan bilang, biar aja dia sengsara di sana, biar dia menyesali perbuatannya. Nanti juga balik. Samira mengancam Maliq untuk tidak ke kantor. Maliq menyahut, ngga, ngga akan. Maliq benar-benar pergi. Attar sedih dan bertanya pada Samira, ada apa sih Ma? Samira bilang Maliq sudah kehilangan akal sehatnya.

Maliq mengendarai mobilnya. Semua percakapan terlintas di benaknya. Suara Ranum juga terlintas di benaknya, saat Ranum bilang kecuali Samira merestuinya, Ranum tak akan mau menikahi Maliq. Maliq menerawang.

Maliq datang ke rumah Ranum dan bilang pada Ranum, sekarang dia tak butuh izin dari ibunya lagi karena dia minggat dari rumah, dan sudah nggak diaku anak lagi. Maliq juga sudah melepas bisnis keluarganya, meninggalkan semua harta kekayaan keluarganya dan memutuskan untuk menikahi Ranum. Miranda jadi tercenung dan bertanya pernikahan apa yang Maliq bicarakan? Dari mana dia akan mendapatkan uang dan gimana bisa dia menjaga Ranum kalau udah nggak kerja lagi?

Maliq bilang dia akan kerja di kantor lain dan dia pasti bisa menjaga dan menafkahi Ranum. Mendengar Maliq sekarang sudah tak punya apa-apa, dan sudah tak menjadi bagian lagi dari keluarganya, Miranda tiba-tiba berubah 180 derajat sikapnya… Langsung dengan ketus dia bilang… ngapain Ranum nikah sama orang kere kayak kamu? Maliq menyahut, kalau Miranda berpikir dia akan menikahi Ranum dengan laki-laki tua yang kaya raya untuk mengeruk uangnya, lebih baik hati-hati saja, karena Maliq tak akan biarkan hal itu terjadi.

Miranda malah memakinya, dan mengusir Maliq pergi dari rumahnya. Maliq mengancam Miranda untuk tidak menyiksa Ranum atau dia bisa akan bertindak kasar. Maliq menatap Ranum dan bilang dengan yakin bahwa pertama dia mau mencari kerjaan, setelah itu dia akan bawa Ranum pergi dari rumah ini. Ranum menatapnya dengan perasaan tersentuh. Ranum berjanji akan menunggunya….

Maliq pergi. Miranda langsung memukuli Ranum dan memperingatkannya untuk tidak menemui Maliq lagi, karena dia akan menjodohkan Ranum dengan orang lain.

Sementara itu Paris terus-menerus berusaha ekstra keras untuk merebut hati Samira, Mila dan Halimah. Meskipun kaya, dia memasak spesial untuk Samira. Paris mendukung Attar sepenuhnya dan menawarkan diri untuk membantunya di kantor, karena Maliq tak lagi membantunya. Atas saran Samira, Attar pun setuju mengajak Paris ke kantor.

Di kantor Paris berhasil merebut hati semua orang dengan kepandaian dan kerja kerasnya. Attar, Samira, Mila merasa mereka adalah orang paling beruntung. Sementara Maliq yang masih berjuang, tinggal di rumah temannya dan mulai mencari kerja melalui iklan lowongan kerja di koran dll, tapi dia tak berhasil mendapatkan pekerjaan yang cocok.

Sampai akhirnya Maliq pun menemukan pekerjaan sebagai pelayan restoran. Teman-teman melarangnya, tapi Maliq merasa tak ada salahnya dengan pekerjaan itu, selama halal kenapa tidak? Maliq bergabung dengan restoran itu dan menceritakan Ranum tentang pekerjaan yang didapatnya. Ranum merasa sangat sedih dan ikut merasa bersalah, karena Maliq jadi terpaksa melakukan pekerjaan remeh dan berkorban demi cintanya…, tapi sebenarnya pada saat yang sama, Ranum justru bahagia karena Maliq mampu menerima pekerjaan apa pun di saat-saat sulitnya. Maliq bisa mandiri, dengan kemauannya sendiri.

Miranda kembali memaksa Ranum untuk menikahi Mansyur, pria kaya raya setengah baya yang dulu memang dijodohkan dengan Ranum. Ranum menentangnya dan dengan bantuan Adila, Ranum berhasil bikin Mansyur kapok…

Suatu hari, Samira, Mila, Paris, Attar datang ke restoran tempat Maliq sedang bekerja sebagai pelayan. Mereka shock melihat Maliq yang datang menjadi pelayan di restoran itu, dan siap mencatat pesanan mereka. Attar langsung menyuruhnya pulang dan tidak melakukan kebodohan seperti ini, hanya demi seorang gadis. Samira juga kesal, tapi Maliq dengan tanpa pedulu, malah menanyakan pesanan mereka…. Paris juga menyuruh Maliq pulang. Karena kesal, Maliq pergi dan menyuruh pelayan lain untuk mencatat pesanan mereka. Beberapa cowok yang duduk di meja lain kemudian marah-marah karena pesanan belum datang juga. Mereka memarahi Maliq. Mamira tak sanggup melihatnya dan dengan kesal pergi dari sana.

Samira datang ke Ranum dan melabrak Ranum bahwa gara-gara Ranum, Maliq harus bekerja sebagi pelayan di restoran. Dia menuduh Ranum yang telah menjadi biang kekacauan di rumahnya dan membuat semua orang jadi kesusahan. Samira memperingatkan Ranum agar tidak menemui Maliq lagi.

Samira lalu berkata keras pada Ranum, apa nggak malu kamu udah mengacaukan hidup orang lain, dan mengobrak-abrik keluarganya? Samira lalu pergi dari sana dengan wajah murka. Ranum merasa sangat sedih.

Miranda terus-menerus mengancam Ranum, apa dia ingin menikah dengan Mansyur atau Miranda akan mengurungnya di dalam kamar selamanya? Dia memberikan kesempatan, besok pokoknya harus dijawab.

Ranum sedih dan dilema, berpikir apa yang harus dilakukannya. Ranum tak bisa tidur. Dia selalu teringat momen-momen terbaiknya dengan Maliq. Lalu dia teringat ancaman Miranda yang ingin menikahkan Ranum dengan pria tua bernama Mansyur.

Ranum tak sanggup menahannya dan saking frustrasinya dia keluar rumah sambil bergumam bahwa dia akan pergi, pergi yang jauh ke suatu tempat.

Miranda sedang terlelap, tak sadar Ranum telah pergi keluar rumah. Ranum lari di jalan, suara Samira dan Miranda terlintas di benaknya. Saat belok di tikungan, sebuah mobil meluncur dengan kecepatan tinggi ke arahnya dan menabraknya, baang!! Jeritan Ranum menggema di udara dan dia terkapar bersimbah darah di jalanan.

Sinopsis Sinetron Ranum Episode 5

Ranum ditabrak mobil yang melaju sangat kencang. Dia terkapar di jalanan. Ranum terluka dan bersimbah darah. Orang-orang yang kebetulan lewat, membawanya ke rumah sakit. Miranda diberitahu soal kecelakaan yang menimpa Ranum oleh tetangganya yang kebetulan lewat di lokasi kecelakaan itu. Miranda kaget, dan bergegas ke rumah sakit.

Dalam perjalanannya ke rumah sakit, Miranda menelepon Maliq, yang ternyata sedang menginap di rumah temannya, Oki. Maliq yang tadinya sedang tidur, langsung tersentak bangun, dan sangat panik saat mendengar Ranum masuk ruang ICU. Maliq pun bergegas ke rumah sakit.

Miranda shock ketika mendapati Ranum sudah berada di ruang ICU. Tak lama kemudian Maliq datang. Mereka bertemu dengan dokter yang memberitahukannya bahwa Ranum masih kritis. Maliq sangat sedih dan memohon pada para dokter yang memeriksa Ranum untuk berusaha maksimal untuk menyelamatkan nyawa Ranum. Maliq jadi sangat emosional saat mengatakannya. Dokter bilang, dia akan berusaha maksimal.

Saat menunggu di depan ruang ICU, Miranda tiba-tiba menyalahkan Maliq, dan bilang kalo gara-gara Maliq, Ranum tuh jadi depresi dan sangat sedih. Makanya Ranum jadi celaka begini! Tambahan lagi, Maliq tuh tak bisa meyakinkan Samira untuk merestuinya menikahi Ranum… Jadi semua ini adalah kesalahan Maliq… Maliq yang mengantar Ranum ke jurang kematian!!!! Kamu harus sadar, bahwa orang-orang yang menentang hubungan kamu dengan Ranum, itu para musuh yang tak ingin melihat Maliq bahagia. Maliq nggak banyak bicara menanggapi repetan omelan Miranda itu.

Di rumah Samira, malam itu keadaan lagi tenang-tenang aja. Tapi bunyi telepon merusak ketenangan itu… Rupanya Miranda nggak puas cuma menyalahkan Maliq, Samira pun di teleponnya… Miranda menuduh Samira telah bertanggung jawab atas keadaan Ranum sekarang di rumah sakit. Samira juga baru tersentak bangun, jadi kesal Miranda menyalah-nyalahkan dirinya… Mereka berdua pun kembali bertengkar mulut. Miranda melabrak Samira bahwa dia tak akan tinggal diam kalau sampai terjadi apa-apa pada Ranum. Samira juga menjawabnya, dasar orang gila, tengah malam ngomel-ngomel nyalahin orang… Kamu pikir, penting ya kamu sampe telepon ke sini soal Ranum kecelakaan??? Nggak usah mimpi deh, sok mau jadi dianggap bagian dari kalangan kami, kalo engga bisa, ya mending diem aja. Namun Miranda tetap menyalah-nyalahkan Samira, yang bikin Ranum stress… Samira menyuruh Miranda tutup mulut dan berhenti menuduhnya. Samira menutup teleponnya. Halimah yang mendengar percakapan itu jadi cemas, dan bertanya soal nasib Ranum. Samira keliatan tak peduli. Halimah jadi marah, dan menyuruh Samira berdoa untuk kesembuhan Ranum…. Samira menjawab, buat apa? Halimah kesal, menandaskan… Kamu mau sampe kehilangan Maliq juga?? Samira tertegun dan kesal. Apa hubungannya? “Ranum itu separuh nyawanya Maliq!” tandas Halimah.

Omongan Halimah bikin Samira kepikiran juga… Dia pun membangunkan Attar dan Paris. Samira mengajak Attar ke rumah sakit untuk melihat keadaan Ranum. Halimah ingin ikut, tapi Attar melarangnya. Attar bilang biar dia yang ke rumah sakit dulu, nanti baru dia ceritakan keadaannya.

Attar sendirian tiba di rumah sakit dan menemui dokter yang memberitahunya bahwa Ranum masih kritis. Attar melihat para dokter memberi Ranum obat penenang, karena Ranum butuh istirahat agar cepat pulih.

Attar kemudian menemui Maliq dan memberikan dukungan moral padanya. Dia bilang bahwa dokter berprediksi malam berikutnya Ranum sudah akan sadarkan diri. Attar menyuruh Maliq untuk pulang karena tak ada gunanya duduk seharian di rumah sakit, tapi Maliq tidak mau, dia bilang dia tak akan beranjak sampai Ranum sadarkan diri.

Samira menelepon Attar untuk menanyakan tentang Ranum dan apakah Maliq akan pulang bersama Attar? Attar bilang Maliq tidak mau pulang. Samira tampak sedih. Samira akhirnya datang menyusul ke rumah sakit bersama Mila dan Paris. Maliq geram saat melihat mereka dan memalingkan wajahnya. Samira bertanya kenapa Maliq melampiaskan kemarahannya pada ibunya? Apa Maliq tau Miranda meneleponnya hanya untuk menuduh dirinya bertanggung jawab atas kejadian yang menimpa Ranum? Padahal Samira sendiri bingung, apa dosa yang telah ia lakukan, sampai harus dituduh penyebab Ranum kecelakaan? Ranum celaka kan atas keteledorannya sendiri? Kenapa orang lain yang harus disalahkan? Maliq yang tadinya berusaha untuk tetap tenang dan menahan diri, jadi marah mendengar pernyataan Samira.

Drama tinggi antara Maliq, Samira, dan Mila. Sampai Samira berkata dengan mulut bergetar kepada Maliq, ‘Aku ini ibumu, perempuan yang melahirkanmu…, jadi aku akan sakit hati kalau sampai kamu terus-terusan marah dan melawan Mami. Mami juga bisa bertindak keras. Sekarang, kamu harus pulang’. Miranda yang baru muncul dari kantin rumah sakit, datang mau cari ribut sama Samira. Attar buru-buru menengahi dan berusaha menenangkan mereka. Miranda memperingatkan Samira bahwa jika terjadi sesuatu pada Ranum, dia akan kejar sampe ke ujung dunia… Samira sangat geram. Dia pergi dengan kesalnya bersama Mila dan Paris.

Samira tiba di rumah bersama Mila dan Paris. Halimah bertanya pada Samira tentang keadaan Ranum, apa Ranum baik-baik saja? Samira bilang iya, dia baik-baik saja, besok juga dia sudah pulih. Halimah menelfon Maliq dan bicara padanya, menyuruhnya untuk tetap yakin pada Allah dan jangan khawatir karena Ranum akan segera sembuh. Maliq menangis, bilang ke Halimah kalo sampe terjadi apa-apa sama Ranum, Maliq juga akan hancur… Halimah pergi ke kamarnya dan mendoakan Ranum.

Sampai di kamarnya, Samira jadi sangat tegang. Dia bilang ke Mila bahwa jika terjadi sesuatu pada Ranum dan Maliq melakukan sesuatu yang nekat, lalu mau ditaruh di mana mukanya di depan Halimah dan orang-orang? Samira tampak putus asa dan berpikir keras apa yang sebaiknya dia lakukan. Mila menyarankan bahwa satu-satunya jalan adalah mengizinkan Maliq dan Ranum menikah. Samira bilang, itu baru mungkin dilakukan kalau Ranum selamat. Samira bilang dia tak merasa perlu mendoakan Ranum untuk selamat, dia sendiri pun sebenarnya tak ingin lagi melihat Ranum. Paris yang mendengarkan semua ini membela Samira dan berusaha menenangkannya dengan mengatakan semua akan baik-baik saja.

Akhirnya Ranum sadarkan diri. Maliq lega dan menemui Ranum. Dia bertanya kenapa Ranum membuat keadaannya sendiri jadi begini. Bagaimana hidup Maliq nanti kalau terjadi apa-apa pada diri Ranum? Pertemuan yang mengharukan antara Maliq dan Ranum. Miranda datang dan bilang mereka berdua harus segera menikah. Maliq berjanji dan meyakinkan bahwa entah semuanya setuju atau tidak, Maliq pasti akan menikahi Ranum… apa pun yang terjadi. Ranum menangis. Attar, Oki juga ada di sana. Attar menemui Ranum dan memberikannya dukungan moral.

Sementara di kampus, Mila dan Daniel bertemu. Mila yang menyesali sikapnya, secara tidak langsung minta maaf pada Daniel. Daniel suka dengan sikap Mila yang seperti ini. Daniel merasa dia menyukai Mila. Mila ngajak ke kantin kampus.

Di kantin kampus, Mila bertemu dengan seorang cowok kaya yang flamboyan, bernama Ruben. Mila, yang sudah memesan makanan, kembali ke meja tempat Daniel dan teman-temannya yang lain duduk. Lalu orang kantin memanggil Mila karena pesanannya sudah jadi. Mila berjalan menuju kasir, pas Ruben mengambil nampan Mila dari meja kasir dan berjalan ke arah Mila. Mila memandangnya dengan heran dan bertanya, Kok pake ribet gini sih? Ruben bilang dia lagi nunggu pesanannya, jadi daripada bengong, lebih baik kan bantuin Mila dulu…. Mila say thanks dan langsung menyukainya saat itu juga. Karena Ruben tampak sangat keren dengan kaca mata dan gaya rambutnya, plus penampilannya yang cool. Ruben kembali ke kasir untuk mengambil pesanannya. Semua teman Mila sedang mengobrol dan tertawa, tapi Mila masih memperhatikan Ruben yang mengambil makanannya dan duduk di meja yang agak jauh, dan dia mulai makan. Ruben tau diperhatiin, dia beberapa balas melirik ke Mila. Salah satu teman Mila memergoki Mila sedang memandangi Ruben. Temannya itu menyikut Mila. Mila bertanya soal Ruben pada temannya, yang kemudian meledek Mila, kenapa nanya-nanyain Ruben? Mila pura-pura cuek, nggak papa kok.

Attar tiba di rumah dan mengatakan pada Halimah, Samira, Paris, dan Mila bahwa Ranum sudah keluar dari masa kritisnya, tapi dia tak bisa menjamin apa yang akan terjadi. Fadia dan Jody juga ada di rumah, mendengar semua itu. Fadia juga menyarankan ibunya untuk menerima Ranum. Attar dan Halimah juga menyarankan Samira melakukan hal yang sama seperti saran Fadia, sebelum terjadi sesuatu yang tak diinginkan. Dalam kondisi seperti itu, Samira terpaksa diam dan memutuskan untuk menerima Ranum.

Miranda dan Maliq bersama dengan Ranum di kamar rumah sakit, ketika Fadia dan Attar datang menjenguk dan memberitahu Ranum dan Miranda bahwa Samira telah bersedia untuk merestui pernikahan mereka. Ranum, Maliq dan Miranda bahagia. Oki yang juga ada di sana turut bahagia untuk keduanya.

Mila meminta ibunya untuk tidak menunjukkan ekspresi wajah marah. Attar membawa Maliq ke rumah, jadi jangan buat suasana kembali tegang. Tak ada pilihan lain selain menerima Ranum sebagai anak menantu di rumah ini. Tapi satu hal yang pasti, Ranum akan sangat kesulitan beradaptasi di rumah ini dan dengan Maliq melihat latar belakangnya. Mila yakin dalam waktu 4-6 bulan Maliq dan Ranum akan berpisah dengan sendirinya karena perbedaan-perbedaan antara mereka berdua. Samira sepakat dengan Mila dan Mila menyarankan Samira untuk bersikap baik pada Maliq dan Ranum.

Jaya sedang menunggu Ranum di kantornya. Dia bahkan menyuruh ob untuk menelepon Ranum. Tiba-tiba ada seseorang yang datang dan dia pikir itu Ranum, tapi ternyata Adila yang datang untuk mengambil pakaian. Jaya baru tau kalau Adila adalah teman Ranum dan mereka berdua mengelola bisnis berdua. Jaya bertanya pada Adila soal Ranum and Adila menceritakan padanya bahwa Ranum sedang sakit dan dirawat di Rumah Sakit sekarang. Jaya kaget dan bertanya Ranum sakit apa? Kapan dia pulang dari rumah sakit? Adila bilang Ranum mengalami kecelakaan. Jaya tampak sedih dan Adila heran kenapa Jaya menanyakan Ranum sampai sebegitunya.

Maliq datang membawakan makanan enak untuk Ranum. Dia memaksa Ranum untuk makan. Miranda senang melihat Maliq mencurahkan banyak cinta dan perhatian pada Ranum. Miranda juga memberikan perhatian lebih pada Ranum.

Maliq dan Ranum berduaan di kamar rumah sakit dan terjadi momen romantis antara mereka berdua. Keduanya bahagia karena mereka akan segera menikah. Adila datang menemui Ranum dan juga turut bahagia untuk Maliq dan Ranum.

Paris, Jody dan Bimo kesal saat mendengar kabar Ranum sudah sehat dan akan segera keluar dari rumah sakit, mengingat situasi sekarang adalah Samira bersedia merestui pernikahan Maliq dan Ranum. Tapi Paris yakin pernikahan ini tak akan berlangsung lama. Jody bilang apapun perkiraan Paris, sebaiknya kita harus selesaikan masalah sedini mungkin. Sebelum Ranum tinggal di sini sebagai istri Maliq, dan mereka berdua bisa menjadi penghalang, kita harus hentikan pernikahan ini, kalau tidak masalah akan makin rumit bagi kita, ujar Jody. Bimo meyakinkan bahwa dia dan Paris akan mengatasi semuanya. Paris bilang biarkan mereka merayakannya sekarang. Paris bersumpah dia akan mengacaukan rencana-rencana keluarga apa pun keadaannya. Dia tak akan membiarkan Ranum menjadi menantu di rumah itu.


0 komentar:

Posting Komentar



Arsip Blog

Diberdayakan oleh Blogger.