Anwar Fuadi

Anwar Fuady (lahir di Palembang, Sumatera Selatan, 14 Maret 1947; umur 64 tahun) adalah aktor senior Indonesia. Mantan Ketua PARSI periode 1998-2006 ini bermain sebagai peran antagonis hampir di semua film dan sinetron yang dibintanginya. Anwar telah tertarik pada dunia perfilman sejak kecil, hal ini bisa ajdi dipengaruhi oleh jarak bioskop yang terbilang dekat dengan rumahnya. Setelah menyelesaikan SMA, Anwar pun memilih melanjutkan di Akademi Teater dan Film (ATF), Jakarta. Impiannya menjadi kenyataan pada tahun 1969, Anwar bermain dalam film layar lebar Manusia dan Peristiwa. Setelah itu, Anwar bermain di berbagai film dan sinetron. Kiprahnya di dunia akting tak hanya di depan layar. Anwar diberi kepercayaan menjadi Ketua PARSI periode 1998-2006 dan juga tenaga ahli di Lembaga Sensor Film Indonesia (LSF).

Selain terkenal di kalangan selebriti, Anwar juga dikenal oleh kalangan politikus karena pada tahun 2003 pernah mencalonkan diri sebagai presiden dan gubernur Sumatera Barat periode 2003-2008. Setahun kemudian, Anwar juga mencalonkan diri menjadi Presiden Republik Indonesia.

Anwar menikah dengan Farida Cosim pada tanggal 14 Februari 1971. Beberapa kasus sempat menghampirinya, antara lain kasus gelar palsu yang digunakannya. Gelar Doktor itu diterima Anwar dari Institut Manajemen Global Indonesia (IMGM) itu, meski kemudian dikembalikannya melalui dinas pendidikan. Anwar juga terlibat perseteruan dengan Roy Marten. Kasus itu diawali dengan bantahan Roy yang mantan ketua PARSI (Persatuan Artis Sinetron Indonesia), terhadap pernyataan Ketua PARSI saat itu, Anwar Fuady, yang mengatakan bahwa sisa hasil proyek produksi sinetron bertajuk Kutemukan Cinta, yang disponsori oleh Dekopin, telah dimasukkan ke kas PARSI, sebagai dana kegiatan organisasi keartisan itu. Setelah Roy Marten tertangkap atas tuduhan kepemilikan narkoba, nama Anwar dan pengacara juga sahabatnya, Ruhut Sitompul pun turut dilibatkan. Beredar kabar bahwa Anwar dan Ruhut, yang aktif di BNN (Badan Narkotika Nasional), memberikan informasi pada polisi yang berbuntut pada penangkapan Roy.

0 komentar:

Posting Komentar



Arsip Blog

Diberdayakan oleh Blogger.